Friday, April 29, 2011

LIBURAN SEKOLAH

(SCHOOL HOLIDAYS)
Oleh: Aba

Sejak tanggal 20 April anak-anak sekolah pada libur (Tri Wulanan), yaitu liburan musim gugur. Pada saat begini sudah bisa dipastikan tempat-tempat rekreasi, pusat-pusat perbelanjaan serta tempat-tempat hiburan menjadi ramai dengan pengunjung, tiket pesawat pun sudah bisa dipastikan melonjak naik. Untuk masa liburan sekolah (school holidays), week end, dan public holidays perjalanan darat kawasan Perth Raya yang meliputi kawasan yang teramat luas hingga kota-kota satelit semacam Frementle, Mandurah, dan lain-lain kita bisa membeli tiket satu kali saja untuk perjalanan dalam satu hari untuk satu keluarga atau pun untuk seorangan. Manakala untuk satu keluarga menggunakan fasilitas 'Family riders', harganya tidak sampai $10, sedang untuk seorangan menggunakan fasilitas 'all day', harganya juga sama dengan 'family riders'. Bila kita membeli tiket di Stasiun Kereta Api, tiket tersebut berlaku juga untuk naik bis, demikian pula sebaliknya, bila kita beli tiket dikala naik bis maka tiket tersebut berlaku pula untuk naik kereta api.

Ada yang menarik dalam hal tiket transportasi ini, untuk anak-anak sekolah disediakan fasilitas 'Smart Rider', suatu ongkos perjalanan yang teramat murah, berlaku untuk semua hari, baik itu hari-hari biasa (week days), week end, public holidays, maupun school holidays. Untuk tingkat High School ada pula diuruskan sekolah, dan pada awal masuk High School siswa akan mendapatkannya, yaitu berupa kartu (card). Kartu ini berlaku selama lima tahun (High School di sini mulai kelas 8 hingga kelas 12). Kartu tersebut dengan sistem elektonik, sehingga menggunakannya hanya cukup dengan menyentuhkannya pada alat elektonik yang sudah tersedia di Stasiun-stasiun Kereta Api maupun dalam setiap bis bagian depan persis di bagian sisi pintu depan.

Sekolah di sini libur dalam empat kali dalam satu tahun, yaitu untuk term (tri wulan) pertama libur antara minggu akhir bulan April hingga masuk minggu awal bulan Mei, (liburan musim gugur), berarti libur selama dua minggu; adapun untuk term (tri wulan) kedua libur antara minggu kedua libur antara minggu kedua bulan Juli hingga minggu keempat bulan Juli (liburan musim dingin), berarti libur selama dua minggu; Sedang untuk term (tri wulan) ketiga libur antara minggu pertama bulan Oktober hingga minggu ketiga bulan Oktober (liburan musim semi/bunga), berarti libur selama dua minggu; selanjutnya untuk term (tri wulan) keempat libur antara minggu kedua bulan Desember hingga akhir bulan Januari (liburan musin panas) yang merupakan liburan panjang, yaitu selama tujuh minggu.

Wednesday, April 27, 2011

HARGA BENSIN HARI INI

Oleh: Aba

Harga bensin hari ini $1.37c point 9. Si Tata sayang belum juga diisi nih...

Sunday, April 24, 2011

Pendidikan: Menyambut Hari Pendidikan Nasional

KONSEP PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI DIRI



(Tinjauan Kritis Atas Pola Pendidikan Nasional Indonesia, Suatu Pendekatan Komparatif)
Oleh: Aba




Tulisan ini merupakan autokritik secara mendasar atas pola pendidikan Nasional kita yang lebih melihat peserta didik sebagai obyek, dan dengan mengajukan alternatif untuk melihat peserta didik sebagai subyek, yang bertumpu pada kodrat kemanusiaan.




Perth, Western Australia
1. Pendahuluan
Lebih dari dua puluh tahun penulis menggeluti dunia pendidikan pada lembaga pendidikan tinggi, di Indonesia, yaitu terhitung mulai jenjang Asisten Dosen. Pada tiga tahun pertama penulis sebagai asisten dosen di tiga Perguruan Tinggi Swasta di kota Malang Jawa Timur, salah satu kota yang dikenal sebagai Kota Pendidikan. Penulis juga pernah menjabat sebagai Dekan, dan sebelum itu sebagai Pembantu Dekan I (bidang akademik), suatu jabatan strategis untuk pembinaan akademik di bidang kami. Penulis juga telah mendapat kesempatan melakukan studi banding ke berbagai lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri, baik atas prakarsa lembaga maupun atas prakarsa sendiri. Dari sini pula penulis menatap keperihatinan bagi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Suatu sistem pendidikan yang sarat dengan formalitas dan penekanan (-untuk menghindari istilah penindasan-) bagi peserta didik. Pola kurikulum yang amburadul, sangat padat dan sering tidak konsisten sebagai lembaga pendidikan yang mestinya berorientasi keilmuan, pengulangan berbagai subyek yang membikin amat menjemukan.

Penulis tiada bermaksud menjelaskan pernyataan di atas. Dalam kaitan dengan itu penulis hanya akan berbicara apakah pola pendidikan kita telah dibina atas dasar potensi akademik, minat dan bakat peserta didik, -yang penulis sebut potensi diri- ?.

2. Potensi
Potensi adalah merupakan kemampuan dasar yang belum terungkap. Setiap manusia punya potensi untuk mengembangkan dirinya . Untuk pengungkapan itu diperlukan suatu kondisi di luar dirinya. Lembaga pendidikan adalah merupakan suatu lembaga formal yang mempunyai tugas utama untuk mengungkap dan mengembangkan potensi diri setiap peserta didik. Maka itu dalam mengevaluasi peserta didik didik seharusnyalah secara individu, tidak general, pola pendekatan semacam ini adalah merupakan pola pendekatan yang manusiawi, sebab setiap peserta didik adalah merupakan subyek bukan obyek. Berbeda dengan pendekatan general yang mekanistik, yang mamahami manusia (-dalam hal ini, peserta didik-) sebagai obyek, yang harus tunduk pada kekuasaan-kekuasaan di luar dirinya, yang mana mereka digiring ke arah tertentu dengan kekuatan yang mungkin saja di luar kemampuan dirinya, -atau mungkin tidak diinginkannya-, dan segala ukuran keberhasilan pun ditentukan di luar dirinya, dan tak ada jalan lain.

Semestinya setiap individu peserta didik berhak untuk mengembangkan dirinya sesuai potensi diri, secara alamiyah, wajar, tanpa tekanan ataupun ancaman dan bayang-bayang ketakutan dari terror lembaga yang mengatasnamakan pendidikan, yang mesti mereka jalani, mau/tidak mau. Dari situ pula reputasi dirinya dipertaruhkan, stigma akan datang dengan sendirinya sebagai hukuman-hukuman yang sangat tidak adil. Padahal mereka tidak lain merupakan korban daripada sikap otoriter penguasa, peletak dasar konsep pendidikan formal yang tiada pernah melihat potensi cemerlang dirinya secara individual. Dari situlah maka peserta didik dipaksa dengan dipacu untuk menyesuaikan diri dengan kehendak di luar dirinya, kursus-kursus yang melelahkan harus diikuti -setidaknya- dari berbagai subyek utama yang telah dipatok oleh pihak yang berwenang untuk itu, tiada pilihan lain, kecuali harus tunduk pada kekuatan itu, walaupun harus mengalami kelelahan, yang mungkin bukan seketika itu, melainkan di saat lain, pada titik jenuh.

3. Sistem Evaluasi
Kita perhatikan dalam sistem evaluasi peserta didik di negara kita, evaluasi semester, kenaikan kelas, kelulusan jenjang, semua menegangkan, 'ancaman/terror' psikologis bagi peserta didik, bahkan juga bagi orang tua.

4 Biang Kecurangan
Pokoknya mereka harus lulus dari semua itu, dan kadang juga dengan menghalalkan segala macam cara, kecurangan-kecurangan dalam evaluasi semester, ujian/evaluasi kenaikan kelas, evaluasi kelulusan jenjang, hingga jual-beli nilai, pemalsuan ijasah atau jual-beli ijasah asli tapi palsu, penyelenggaraan pendidikan yang tak lebih sekedar formalitas dan dengan mudah mengeluarkan ijasah -dan gelar- asal sanggup membayar, dan lain-lain yang sudah terlalu nyalang, dan bahkan juga telah diketahui oleh peserta didik (siswa/mahasiswa), dan bahkan tak kurang yang dengan keterlibatan orang tua mereka, terpaksa atau tidak. Belum lagi dengan maraknya berbagai isu rekayasa yang dilakukan oleh lembaga untuk memperoleh jenjang akreditasi yang melibatkan semua pihak pengelola lembaga pendidikan. Penulis berpikir, suatu pola pembelajaran dan pendidikan kemunafikan yang sempurna, dan kita tiada menyadarinya, oleh sebab berada di bawah alam sadar kita, namun 'mesin itu tetap berjalan membentuk pribadi kita. Suatu mata rantai yang saling terkait dan merupakan lingkaran setan.

5. Perlunya alternatif ke arah pendidikan yang alami
Belajar dari orang lain baik-baik saja, banyak pembelajaran yang bisa kita ambil dari orang lain. Kita mesti tidak segan membuang yang jelek walau datangnya dari pihak kita sendiri, dan tak malu mengambil yang baik walau datangnya dari orang lain, demikian orang bijak berkata.




Sebagai suatu perbandingan, penulis pikir menarik untuk melirik pola pembelajaran dan pendidikan yang diterapkan di Australia. Beberapa hal yang perlu penulis utarakan bahwa Australia menerapkan pola pembelajaran peserta didik aktif (pedia), semua peserta didik dikondisikan untuk aktif, evaluasi bersifat personal, potensi akademik, bakat dan minat betul-betul diperhatikan, oleh sebab itu berbagai penghargaan (reward) semisal berupa pemberian sertifikat, stiker-stiker yang melambangkan penghargaan atas segala prestasi untuk berbagai bidang subyek, present, sedapat mungkin memfasilitasi atas segala prestasi akademik, bakat serta minat peserta didik. Guru mencermati potensi/prestasi akademik, bakat serta minat yang berjalan secara alami, untuk selanjutnya dikembangkan. Para peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai bidang tertentu yang telah dipatok oleh Lembaga atau Pemerintah (general), kemampuan adalah kemampuan diri secara alami, bukan karena tekanan-tekanan yang membebani peserta didik dan yang juga akan menyebabkan kerisauan orang tua. Semua dikondisikan secara wajar, alami, pengakuan atas kemampuan diri ditanamkan sejak dini (jujur diri), sehingga tidak perlu memaksakan diri lebih dari kemampuan. Penulis pikir, teori dasar adalah, bahwa setiap individu mempunyai kelebihan masing-masing, persoalannya bagaimana kita mesti mengolah dan mengembangkan kemampuan itu, apapun bentuknya. Ukuran prestasi bukan bagaimana peserta didik bisa memenuhi pesanan yang telah dipatok oleh Lembaga dan/atau Pemerintah, melainkan bagaimana peserta didik mampu mengembangkan potensi diri.

Thursday, April 21, 2011

HARGA BENSIN

Oleh: Aba


Harga bensin hari ini $1.51c point 9. Harga bensin dalam minggu ini berkisar antara $1.38 poin 9 hingga $1.51c point 9. Di sini harga BBM tidak selalu konstan, selalu naik turun antara bentangan tertentu. Namun si tata ku sayang yang selalu menemani aku dengan setia telah aku penuhi kemaren siang dengan mendapat harga $1.48c poin 9, untuk satu minggu ke depan.

Monday, April 18, 2011

KEBEBASAN BERAGAMA DI AUSTRALIA

Oleh: A. Fuad Usfa

Kebebasan mempunyai makna merdeka dalam menentukan. Maka kebebasan beragama bermakna merdeka menentukan dalam memilih agama atau keyakinan, --tentu dengan berbagai tafsirannya--. 'La ikraha fiddin', dalam bahasa Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat (2) dinyatakan, 'Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu'. Penulis tegaskan kata 'menjamin tiap-tiap penduduk'.

Di dunia ini terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan serta berbagai tafsiran terujud pula, dalam hal ini tentu tak terkecuali di Australia. Sudah sama kita tahu bahwa Australia adalah merupakan Negara sekuler, Negara yang memisahkan secara tegas urusan agama dari urusan kenegaraan. Agama masuk dalam ranah individu, Negara menaungi di antara semua agama dan keyakinan serta pemeluknya. Sebagaimana dalam aktifitas sosial lainnya, aktifitas sosial keagamaan tidak boleh -justru- menciptakan kegoncangan sosial, terjadi berbagai/segala bentuk pemaksaan dan/atau intimidasi. Semua mesti menghargai hak setiap individu dalam menentuka pilihannya secara elegan. Dalam pengamatan penulis selama di Western Australia, keberadaan agama dan keyakinan serta ummat beragama dan keyakinan diletakkan pada posisi seperti itu, aktifitas keagamaan dan keyakinan warga Negara/penduduk tidak terhalang, berbagai ritual keagamaan dan keyakinan serta berbagai perayaan dari berbagai agama dan keyakinan di selenggarakan di mana-mana, dalam hal berpakaian tak terkecuali, materi-materi hotbah ataupun ceramah tidak ada sensor apapun baik itu disampaikan oleh warga Negara ataupun orang asing. Dalam pada ini kebebasan beragama dan keyakinan merupakan kebebasan azasi, bukanlah kebebasan semu.
------

Catatan:
Kebebasan semu artinya adalah berbunyi bebas namun faktanya tiada kebebasan itu kecuali hanya untuk sepihak. Secara iilustratif dapat digambarkan demikian, bebas tapi untuk aku/kelompokku (note: selalunya mayoritas), namun untuk engkau tentu beda, maka jangan coba-coba, bila engkau teruskan bisa kami bakar tempat ibadah yang engkau bangun, dan tentu keselamatanmu/kalian akan terus terancam. Atau dalam bentuk intimidasi lain. Kondisi semacam ini justru acap terjadi di Negara kita, yaitu dengan cara diorganisir atas nama kebenaran agama dalam tafsirannya secara sepihak.

KALAMUNDA

Oleh: Aba


Dari Gosnel kami mengendara mobil, beranjak ke arah utara, kemudian meluncur memasuki high way dengan kecepatan maksimal 100 Km/jam lalu berbelok memasuki jalan biasa dengan kecepatan maksimal 60 Km/jam selanjutnya memasuki kawasan tananjakan namun cukup landai, udara segar terasakan dari hembusan angin bush dan semak-semak. Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan indah, asri nan menawan hati. Udara pagi menerpa masuk melalui jendela mobil yang sengaja kami buka. Sampailah kami di suatu kawasan yang bernama Kalamunda, persis disisi area pasar tradisional, di area parkir yang telah dipenuhi mobil pengunjung dari berbagai kawasan itu kami berhenti. Pasar ini merupakan pasar bulanan, dibuka di setiap hari Sabtu, pada minggu awal dalam setiap bulannya, dan pasar ini adalah pasar terbuka, di alam terbuka, terbentang di sepanjang lorong dan 'hutan' kecil dengan berbagai pepohonan, nampaknya kawasan ini adalah merupakan area taman (park), diantaranya terdapat pula yang membuka stand-stand di dalam suatu bangunan yang tidak seberapa luas. Persis di sebelah pasar ini terdapat bangunan besar, yaitu sebuah pasar modern (mall), dan melangkah jalan raya terdapat bangunan pasar tradisional (market) sebagaimana lazimnya kita jumpai di berbagai kawasan, market semacam itu biasanya buka antara hari Kamis atau Jum'at hingga hari Minggu. Walau demikian pasar tradisional terbuka itu selalu dibanjiri pengunjung hingga penuh sesak. Kami pun telah beberapa kali mengunjungi pasar ini.


Di satu saat kami berjumpa dengan seorang ibu, orang Melayu, suami ibu itu masih keturunan orang Boyan, saat itu ia bersama kawannya, yaitu orang middle east --rambutnya yang berwarna pirang terjuntai menyapu punggungnya--, dan ibu tadi memakai jilbab. Ibu tadi itu bilang bahwa ia baru tahu akan adanya pasar tersebut, dan ia bilang pula bahwa sejak itulah dalam tiap bulannya ia selalu hadir di pasar yang menawarkan nuansa kebersahajaan di tengah kemoderenan itu.


Kesan tersendiri merambah dalam sanubariku, sebuah inspirasi, inspirasiku. Pasar tradisional terbuka Kalamunda, kebersahajaan dalam kemoderenan.

Sunday, April 17, 2011

'KINGS PARK' PERTH

DATARAN TINGGI NAN INDAH

Oleh: Aba

Kings Park adalah kawasan dataran tinggi yang merupakan bagian dari kota Perth. Total area 400,6 hektar, yang dalam setiap tahunnya dikunjungi lebih dari enam juta orang (www.bgpa.wa.gov.au/kings-park). Tentu tiada sesiapa yang berkunjung ke Perth yang akan melewatkan kesempatan untuk menikmati udara dan keindahannya. Di kawasan ini kita akan menjumpai monumen, taman-taman bermain yang luas, kafe-kafe, toko souvenir, prasasti-prasasti, hotel, botanic garden, jembatan panjang yang melintasi jurang dalam dengan desain yang begitu indah yang bertengger dengan kokoh namun menorehkan keluesan yang mengagumkan, serta berbagai fasilitas lainnya. Pada musim panas kawasan ini begitu banyak dikunjungi orang, baik siang ataupun malam hari. Dari sini pula kita dapat menikmati pemandangan indah jantung kota Perth, bentangan Sungai Swan (Swan River) dengan airnya nan jernih membiru, alur jalan raya yang melingkar dengan torehan keindahan nan serasi dengan alam sekelilingnya, alur jembatan panjang yang melintang memotong bentangan Swan River yang luas itu. Pada malam hari kita dapat menikmati pemandangan dengan nuansa lain, gemerlap lampu-lampu kota, mobil, kapal-kapal yang lalu lalang di Swan River, bintang-gemintang di langit, apatah lagi manakala ditambah hadirnya sang rembulan.



Di malam memasuki tahun baru tiba kawasan bagian sisi yang menghadap ke jantung kota selalu ramai dengan pengunjung --sebagaimana juga di berbagai park yang lain serta di berbagai pantai--, sambil menunggu tahun baru tiba. Saat jam 00 tengah malam di kejauhan akan Nampak kembang api menyembur dengan berbagai warna dan variasinya disertai dengan bunyi yang berdeguman seakan hendak menelan semua bunyi. --Sebagaimana kita sama paham bahwa di sini malam menjelang tahun baru jalan-jalan raya sunyi, tak ada konvoi atau trek-trekan, jalan raya biasa-biasa saja sebagaimana lazimnya, jadi kendaraan melintas seperti biasanya, hanya berjalan menuju tujuan--. Kala gemercik kembang api telah usai, maka orang-orang pada pulang dengan teratur, dan Kings Park, demikian pula kawasan tempat orang berkumpul itu akan menjadi sunyi hingga datangnya mentari yang beranjak dari ufuk timur.

Thursday, April 14, 2011

ORANG BAWEAN DI OZI (030411)

TIGA PENGHULU ASAL BAWEAN DI AUSTRALIA

Oleh: Aba


Kebijakan multicultural Australia telah berjalan dengan amat baik, demikian pula dalam kebebasan beragama,-bahkan lahan masjid Al-Majid yang sekarang seluas satu ha disediakan oleh pemerintah-. Lembaga/organisasi sentral orang Islam yang bernama AFIC (The Australian Federation of Islamic Council) terbentuk, demikian pula untuk tingkat daerah, lembaga ini bersifat terbuka, tidak mengikat, seperti misalnya muslim Turki lebih memilih bersangga pada negaranya. Lembaga-lembaga keagamaan sebagai ujud ajaran agamanya juga diakui keberadaannya, seperti lembaga kepenghuluan (Marriage Celebration) misalnya. Diantara penghulu ini terdapat putra daerah Bawean. Untuk menjadi penghulu mereka harus menguasai perihal munakahah secara komrehensif, maka sebab itu mereka mesti diuji terlebih dahulu -termasuk dalam perbandingan madzhab- oleh AFIC. Setelah dinyatakan lulus maka AFIC merekomendasi kepada Pemerintah yang kemudian pihak Pemerintah melayangkan surat kepada yang bersangkutan untuk mengikuti interview, bilamana telah pas maka tahapan berikutnya barulah Pemerintah mengeluarkan Nomor Induk sebagai pejabat resmi. Bahkan Pemerintah memberi kewenangan pula kepadanya dalam hal melegalisir foto kopi berbagai dokumen, seperti ijasah, surat nikah, paspor, dan lain sebagainya, juga merekomendasi seseorang yang menghendaki tunangannya agar bisa datang ke Australia (-formulir di Kantor Imigrasi-) misalnya, demikian pula bilamana seseorang hendak membikin paspor, dan beberapa hal lagi kewenangan yang diberikan.


Terhitung sejak kadatangan orang-orang Bawean ke Australia daratan hingga saat ini telah terdapat tiga orang penghulu yang berasal dari pulau Bawean, yaitu:

1. H. Miftah (wafat, September 2006). Beliau wafat saat tengah menyampaikan hotbah nikah di Padbury, dan atas kesepakatan keluarga mempelai ditunjuklah Jamal Siraj, S.Ag sebagai juru nikah.

2. H. Ghufran Yusuf, beliau menjadi penghulu terhitung mulai di Port Hedland sudah lebih dari dua puluh tahun, dan kini telah memasuki masa pensiun.

3. Jamal Siraj, S.Ag, beliau resmi sebagai penghulu terhitung mulai tahun 2008.

Sebagaimana juga di Indonesia, di Australia aqad nikah biasa diselenggarakan di rumah atau masjid.

ORANG BAWEAN DI OZI (020411)

DIANTARA WAJAH-WAJAH USTADZ ASAL BAWEAN DI AUSTRALIA

Oleh: Aba


Sebagaimana telah penulis utarakan dalam tulisan terdahulu bahwa komunitas Bawean di Christmas Island memperoleh lahan perbaurannya dengan komunitas Melayu dan Kokos, hal tersebut berlanjut hingga mereka di daratan Australia. Oleh karena mereka itu beragama Islam maka keberadaan guru-guru yang mengajar agama (ustadz) sangatlah urgen, diantara mereka itulah tampil orang-orang Bawean dalam mengambil peran itu. Semasa di Christmas Island nama H. Mukri (periode sebelum arus masuk Australia daratan), H. Hefni (periode sebelum arus masuk Australia daratan), H. Miftah dan lain-lain telah dikenal secara luas, selanjutnya setelah pindah ke Australia daratan tetap memainkan peran itu dan berlanjut pula pada kehadiran beberapa pendatang baru yang jaga mengikuti jejak mereka, diantara mereka itu dapat kita catat, yaitu (--Penempatan nomor urut berdasar abjad--):

1. Badrun Akhwan, beliau eksis di Masjid Rivervale Kota Perth.

2. H. Ghufran Yusuf, beliau eksis di Masjid Al-Masjid Hepburn setelah sebelumnya di Majid Jami' Port Hedland selema lebih dari dua puluh tahun.

3. Jamal Siraj S.Ag, beliau eksis di Masjid Al-Majid Hepburn dan pernah pula di Masjid Christmas Island.

4. H. Khairuddin Baharuddin, beliau eksis di Al-Hidayah. Semasa Masjid Al-Majid bernama Masjid Al-Hidayah (sedari awal berdirinya hingga tahun 2007) beliau menjabat sebagai Presiden Masjid.


Mereka itu adalah aktifis, bergerak, berjuang, bersinerji, seirama dengan dinamika pergerakan, untuk Islam di Australia. Tentu tidak banyak yang mampu berbuat seperti mereka, namun orang Bawean yang dari pulau yang kerap kali disebut terpencil itu telah menorehkan sinar di tengah arus modernitas di antara etnis dan bangsa-bangsa di dunia.

ORANG BAWEAN DI OZI (010411)

KATEGORISASI EKSISTENSI ORANG/KETURUNAN ORANG BAWEAN DI AUSTRALIA DARATAN

Oleh: Aba


Setiap individu dan masyarakat berkembang sesuai jamannya, itulah kaedah hidup. Demikian pula halnya dengan eksistensi orang Bawean di Australia daratan. Dalam pengamatan penulis eksistensi orang/keturunan orang Bawean di Australia daratan dapat dibagi dalam empat kategori, yaitu:

* kategori generasi pertama atau perintis, adalah mereka yang merambah jalan masuk ke Australia daratan setelah menempuh jalan panjang melalui Singapore, lalu ke Christmas Island dan baru kemudian merambah jalan masuk ke Australia daratan.

* Kategori ke-dua adalah merupakan generasi peralihan, yaitu mereka yang lahir di Christmas Island atau Singapore atau bahkan sebagian kecil lahir di Bawean, namun semasa masih kecil telah ikut bersama orang tuanya (generasi pertama) bermukim di Singapore dan/atau Christmas Island, mereka itu masih berada di lingkungan komunitas orang tua mereka bersama komunitas Melayu serta Kokos dalam area yang disebut kampung sebagai komunitas muslim yang amat dominan dalam mempola tata nilai mereka, yang kemudian settle di Australia daratan.

* Kategori berikutnya adalah generasi ke-tiga yang merupakan suatu ujud generasi baru, mereka itu lahir di Australia daratan , berbaur dalam kehidupan masyarakat barat, hari-hari bergumul dengan eksistensi budaya dominan Australia, interaksi mereka lebih bersifat luas dan terbuka, antar etnis-antar budaya, dan mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa interaksi sehari-hari, atau setidaknya jauh lebih paham menggunakan bahasa Inggris kendatipun dengan sesama keturunan orang Bawean --umumnya mereka mengerti bahasa Melayu, namun tak mudah untuk mengkomunikasikannya--. Dalam hal yang penulis sebut terakhir ini tentu berbeda dengan generasi pertama/perintis yang dengan sasama orang Bawean menggunakan bahasa Bawean, dan generasi kedua/peralihan yang menggunakan bahasa Melayu, pada generasi kedua/peralihan ini sudah masuk pula orientasi pembauran/kemajemukan walau tidak seluas dalam skala generasi baru.

* Kategori selanjutnya adalah generasi pendatang baru, mereka baru datang ke Australia daratan setelah generasi pendahulu settle di Australia daratan, dan kehadiran generasi pendatang baru tersebut bagian terbesar terkait dengan keberadaan generasi pendahulu. Generasi pendatang baru itu baik yang langsung dari Bawean, maupun yang sebelumnya telah settle di Tanjung Pinang, Singapore ataupun Jawa, dengan bahasa bawaan mereka yang berfariasi sesuai dengan dari daerah mana mereka bermukim, dan orientasi pikirnyapun sudah berfariasi pula.

Saturday, April 2, 2011

PERHELATAN

Oleh: Aba

Suatu perhelatan besar baru saja usai dilakukan, suatu perhelatan rutin tahunan di kampungku, ratusan juta rupiah uang terhamburkan, nuraniku berkata, paradoks dengan apa yang diharapkan untuk membina masyarakat mandiri dan berkesederajatan. 'Wartawan' nuraniku berhasil mewawancarai salah seorang 'duta nuraniku':

Wartawan : Assalamualaikum bapak…

'Sang Duta' : Wa alaikum salam…, o… pak wartawan rupanya…

Wartawan : Wah…, acaranya luar biasa bapak...

'Sang Duta' : Ya…, sungguh luar biasa…

Wartawan : Bagaimana pandangan bapak…?

'Sang Duta' : Bukan main, sungguh luar biasa, ya…, luar biasa, para pemimpin kita telah berhasil dengan menakjubkan, benar-benar telah berhasil dalam membina masyrakat makin berpola hidup konsumtif, berhasil dalam memotifasi tumbuh suburnya sifat riya', berhasil dalam menggelar pertunjukan kesenjangan sosial yang menganga lebar, berhasil dalam memajangkan keangkuhan strata (kelas) sosial atas terhadap yang bawah, berhasil dalam menafsir kemulyaan figur Rasul sebagai obyek perayaan adat atas nama agama sehingga tiada alasan bagi mereka yang telah terbius untuk bisa surut dengan advertensi pahala yang merupakan daya tarik yang luar biasa.

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...