Friday, May 20, 2011

TRADISI BARAT (1)

DIANTARA KEBIASAAN SEHARI-HARI ORANG BARAT
Oleh: Aba


Kebiasaan yang telah menjadi bagian dari hidup seseorang atau kelompok disebut tradisi. Kita sekalian punya tradisi, dari hal makan/minum, cara bicara, dan sebagainya. Apapun juga dalam segala gerak kita tiada terlepas dari tradisi. Demikian juga tentunya dengan interaksi kita sehari-hari.

Dalam kesempatan ini penulis hendak mengungkapkan beberapa diantara tradisi menarik dalam interaksi keseharian dari kehidupan orang barat, diantaranya:

1. Bertegur-sapa
Manakala berjumpa dengan seseorang mereka selalu melayangkan tegur-sapa, yang biasa dilakukan yakni dengan menyampaikan kata halo (hello), hai (hi), selamat pagi (good morning) dan seterusnya, apa kabar (how are you), yang biasa pula disertai, mate, guys, man, nama yang disapa (manakala kenal), dan mereka akan melayangkan sapaan itu kalaupun kita tidak saling mengenal satu sama lain. Maka itu jangan berpikir kalau seseorang menyapa kita, bahwa mereka kenal kita atau pernah bertemu kita. Sering pula kita jumpai dengan menggunakan isyarat, yaitu dengan mencondongkan kepalanya sedikit ke depan bagai ungkapan rasa hormat, dengan bibir sedikit berkembang, namun itu suatu ungkapan sapaan.

2. Ucapan Terimakasih
Terimakasih (thank you), adalah merupakan salah-satu kata yang telah lekat di lidah-lidah mereka, entah berapa puluh kali kata itu mengalun bagi tiap orang dalam kesehariannya --perlu dipahami bahwa orang barat adalah orang yang lugas, ia akan menyampaikan sesuatu , termasuk ungkapan terimakasih ini manakala hatinya berkata begitu, bila tidak, mereka akan memilih diam saja--. Kalau sangat berterimakasih diembeli very much, dan/atau secara elip dengan kata pujian excellent, perfect, dan semacamnya.

3. Permohonan Mohon Maaf
Kata maaf (sorry) bagaikan persandingan daripada kata terimakasih, karena kata inipun sudah begitu lekat di lidah-lidah mereka, tersenggol sedikit saja kata ini akan terlontar, dan memang kata ini adalah merupakan salah-satu kata yang begitu peka, 'sorry', 'sorry', 'sorry'.

4. Permisi
Juga kata permisi (excuse me) adalah merupakan bagian kata yang begitu lekat di lidah-lidah mereka.

5. Mencermati Waktu
Di antaranya lagi yang tiada lepas juga dari bagian hidup keseharian mereka adalah mencermati waktu, mereka akan selalu menepati waktu, tiada kamus molor waktu dalam keseharian mereka.

6. Mengapresiasi Hari
Sudah merupakan tradisi pula bagi mereka dalam mengapresiasi hari yang bagus atau baik, dengan ungkapan hari-hari mereka yaitu hari yang bagus (a nice day), selamat menikmati hari yang bagus (have a nice day).

7. Mengapresiasi Seseorang yang Melakukan Pekerjaan dengan Baik
Demikian pula tradisi mereka dalam mengapresiasi manakala melihat seseorang yang telah melakukan pekerjaan dengan baik dengan ungkapan anda telah bekerja dengan bagus/baik (a good job) atau dengan sangat bagus/baik (very good job). Tak jarang di antara mereka menyempatkan diri berhenti sejenak --walau sedang naik kendaraan sekalipun-- hanya untuk sekedar 'memuji', padahal kita tiada mengenal mereka dan merekapun juga tiada mengenal kita.

Monday, May 9, 2011

PERPUSTAKAAN KITA

(Sebuah Ide, 'Padi Kepak' )
Oleh: Aba

Western Australia, Penghujung Musim Gugur 2011

Perpustakaan merupakan gudang segala ilmu. Di situlah pustaka ilmu baik dalam sumber yang berupa kitab atau bahkan pustaka maya disua. Sebagai intermeso, andai ‘mereka’ itu bisa bicara tentu alangkah menariknya perbincangan ‘mereka’.

Penulis jadi teringat kampung halaman di mana kami lahir dan dibesarkan, andai kata ada Perpustakaan Umum/Public Library, dan disediakan buku-buku agama, filsafat, dan berbagai buku ilmu pengetahuan, termasuk juga untuk anak-anak --sebagai perbandingan, di sini untuk anak-anak disediakan ruang tersendiri yang didesain untuk selera anak, tapi merupakan satu kesatuan--, maka penulis pikir, bila demikian adanya alangkah indahnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai telah dicita-citakan oleh Undang-undang Dasar 1945.

Memadailah disediakan buku-buku, tak usah dulu alat-alat modern semacam komputer dan selainnya, sebab itu membutuhkan dana besar, disamping pengadaannya, juga perawatannya, kecuali ‘satu/dua’ untuk disewakan (rental). Buku-buku karya sastra cukup menarik jua, termasuk yang klasik, sediakan pula yang cukup.

Ah…, tidak banyak yang mau datang ke perpustakaan, masyarakat kita tidak punya kesadaran yang tinggi untuk itu…, atau dengan kata lain, kesadaran masyarakat kita rendah…!!!. Demikian itulah sering kita dengar cibiran dari sementara orang. Penulis pikir, untuk itu kita perlu introspeksi diri. Lagi pula apakah semua orang harus datang mengunjungi, pinjam dan/atau membaca di perpustakaan?, atau setidaknya sebagian besar, atau setidaknya lagi 'sangat' banyak diantara mereka?, manakala begitu tentu kita akan sangat bersyukur, namun bilamana tidak, maka kita telah menyediakan fasilitas bagi mereka yang ingin maju; mengapa tidak?!.

Di perpustakaan juga bisa sambil membuka cafe, bisa didesain sedemikian rupa. Tidak semua tempat boleh makan-minum, misalnya hanya disediakan di verendah saja, atau entah bagaimanalah mendesainnya. Tentu yang dilarang keras adalah merokok, kecuali di area bebas, misalnya di luar. Jadi kalau mau, sambil baca bisa pula sambil menikmati hangatnya kopi atau teh, serta makanan ringan (camilan). Ide ini muncul setelah penulis memperhatikan di pusat Kota Perth terdapat toko buku besar yang juga ada cafenya dan di Perpustakaan Negara yang terletak di Kota Perth juga begitu.

------------
CATATAN:

Cafe (dalam hal ini hendaknya didesain sekondusif mungkin), untuk perpustakaan kita hanya menyediakan minuman dan camilan saja, maksudnya agar kebersihan tetap terjaga.

Thursday, May 5, 2011

MALAM MINGGU

Oleh: Aba

Di Negara kita malam minggu adalah merupakan malam istimewa, terutama bagi anak muda. Di saat itu mall-mall sudah bisa dipastikan akan dipenuhi pengunjung, berjubel, jalan-jalan raya kota penuh sesak dengan segala jenis kendaraan.

Bagi anak muda malam Minggu identik dengan malam wakuncar (waktu kunjungi pacar). Tempat-tempat kos mahasiswa (laki-laki) akan lengang di malam itu, bila tidak wakuncar --karena tidak punya pacar kali nih ye…-- pokoknya outing alias keluar aja deh…-- malu ama kawan kali…, masak udah mahasiswa kok tidak punya pacar…, tak laku kali bok…, atau masak gantengnya diambil sendiri sih…, bagi-bagi dong…, maksudnya bagi ama cewek kali nih ye…, --ah, dasar...!!!--hehe.

Lain di Negara kita, lain pula di Western Australia. Malam Minggu malah pusat-pusat pertokoan pada tutup, jalan-jalan raya lengang. Pada prinsipnya yang berlaku di sini adalah, malam hari identik dengan waktu istirahat dalam menyongsong hari esok untuk gegap segar di kerubung cahaya siang nan bebas Co2. Namun begitu ada pengecualiannya, yaitu untuk hari Jum'at Malam Sabtu di Kota Perth pusat-pusat pertokoan gemerlap karena semua toko pada buka, pengunjung berjubel dari semua bangsa, sedang untuk Kota-kota Satelit pada umumnya buka pada hari Kamis malam Jum'at. Pada saat itulah masanya anak-anak muda pada mejeng, dan tua-tua keladi pun boleh lah nimbrung…, itung-itung nostalgia masa muda sih…

Pada tahun 2010 diadakanlah jejak pendapat yang bermuara pada dirasa perlunya pusat-pusat pertokoan dibuka saban malam, ujungnya, untuk kompeni-kompeni besar seperti 'Coles', 'K-Mart', 'Big W', 'Target', dan beberapa lagi dibuka, namun ternyata pengunjung sepi, lengang, bahkan di Pusat Pertokoan kawasan Cannington, 'Target' tak buka lagi, kembali sebagai sedia kala. Ya…, sedap tidur emang…, apa lagi di musim dingin yang mana waktu malamnya lebih panjang…, dan kalau tak pakai hiter atau perapian (penghangat ruangan) sudah bisa dipastikan sang lutut kan merindu sang dagu, suatu kenikmatan tersendiri, tentu, hehe.

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...