Saturday, June 11, 2016

SANG PEMAKSA

SANG PEMAKSA
Oleh: A. Fuad Usfa
Susahnya..., sampai urusan pribadi pun diurus2..., dikuliti hingga ke tulang2nya... Semua yg tidak sependapat dengannya disalah2kan bahkan disesat2kan dan sadis lagi dikafir2kan..., pendek kata biar urusan pribadi pun harus sesuai dengan pendapatnya..., dan mereka yg berkuasa bebas saja menentukan hukuman2 dan memaksa2 mereka yg tidak sesuai pendapat dengannya... Sy jadi tak habis pikir, siapa pemilik kebenaran itu yg sesungguhnya... Betulkah orang2 yg pemaksa2 itu yg akan menentukan seseorang masuk sorga atau neraka...?.
(FB)

Friday, June 10, 2016

KENANGAN MALAM

KENANGAN MALAM
Oleh: A. Fuad Usfa
Di suatu malam, masuk waktu dini hari, sekitar jam satu, menyusur lorong Singapore, tibalah di Lavender, dan dari Lavender naik taxi menuju Larkin Johor Bahru untuk suatu destinasi berikutnya.
(FB)

DI PERJALANAN

DI PERJALANAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Di suatu senja aku memasuki kota Johor Bahru, aku ingin menikmati malam di kota itu, aku harus bermalam, dan baru masuk Singapore keesokan harinya, aku menyewa sebuah kamar di lantai dua di suatu hotel sederhana, aku tengok dari jendela orang-orang melakukan aktifias tak henti-hentinya, ternyata 24 jam. Di tengah malam aku turun dan makan di rumah makan India, di pojok sana berdiri 'sang bidadari' mencari 'mangsa'.
(FB)

PERJALANAN YANG MELELAHKAN

PERJALANAN YANG MELELAHKAN
Oleh: A. Fuad Usfa
(Pada Dekade 80an)
Tercatat dalam sejarah hidupkum, kaki menginjak bumi Borneo bagian selatan, Banjarmasin, bumi dalam genangan air. Langkah kulanjutkan ke Palangkaraya dengan naik Bis Air, menyusuri sungai besar. Sehari semalam di Palangkaraya, aku ingat satu diantara kawan baikku masa kuliah, di FH Univ. Brawijaya Malang, namanya Ferry F. Ranka, aku datang ke rumahnya, aku memang diberi alamatnya dan dimintaa datang bila ke palangkaraya, tapi ia sedang di Jakarta. Aku harus ke Kota Waringin Timur, tepatnya  Kota Sampit, tapi..., aduhai tak ada jalan, harus naik ojek melewati hutan Borneo, atau naik kapal/klotok menyusur sungai dan laut, atau naik pesawat DAS. Aku naik DAS, pesawat berbaing-baling dengan kapasitas 8 orang penumpang. Ah..., sulitnya..., sulitnya..., ya, sulitnya..., karena aku membandingkan dengan Jawa.
(FB)

PULAU DEWATA YANG DAMAI

PULAU DEWATA YANG DAMAI
Oleh: A. Fuad Usfa
Hampir lima bulan aku pernah tinggal, di pulau Bali, yang biasa pula disebut pulau Dewata. Bali tak asing bagiku, karena banyak kawan baikku dari Bali, kawan keseharian dan di organisasi. Berbilang hari, minggu dan bulan telah aku lalui dengan senang hati dan damai.
((FB)

MALAYSIA, KURAJUT PERSAHABATAN

MALAYSIA, KURAJUT PERSAHABATAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Malaysia beribu kota di Kuala Lumpur, mataku membelalak mengamati laju perkembangannya, di tahun 1994 saja, ia masih terbilang 'kota kecil', tiba-tiba melaju dengan cepat, 98/99 KLCC melejitkan kota itu sebagai kota modern yang mengagumkan, sarana dan prasarana transportasi, terminal-terminal, bandar udara, pusat Pemerintahan bagai disulap. Mataku terbelalak kagum, seakan tak percaya, seakan mimpi. Tapak kakiku melangkah, kerjasamapun sempat kami rajut, dengan berbagai Guaman (lawyer), baik di Kuala Lumpur ataupun kawasan Slangor. Aku sangat simpati pada mereka.
(Fesbuk)
Komen:
Betul3.Tp pak empat tahun saya di situ,saya rasa kurang bersahabat dengan kita2.
Tanggapan sy:
Mas..., kondisi obyektif telah membentuk kesan mereka, baik trhadap masyarakat kita di Malaysia maupun di Indonesia. Dari suatu kesan telah membentuk opini. Suatu contoh, paada sekitar tahun 1995 saya berempat ke Kuantan, dari KL naik Bis, sesampai di Kuantan langsung naik taxi, sang sopir taxi bertanya dari Indonesia ke?, saya jawab iya, tanpa basa-basi ia menimpali, 'orang Indonesia kuat kerja tau..., bagus..., tapi, sayang mereka tak berat untuk membunuh...'. Saya bilang, 'saya Indonesia Boyaan tau..., tak adalah orang Boyan suka bunuh...', di bilang..., 'tak tau lah..., yang sayua tau macam tuh...'. Di Indonesia sendiri berita kerusuhan di mana-mana, bahkan pada kasus ninja dulu betul-beetul mengerikan..., dan berbagai kasus yang lain, berbagai tindakan anarkis terjadi di mana-mana, jadi yang dibayangkan mereka itu yaaaaa..., menakutkan..., itu yang saya tangkap, saya banyak keluarga di Malaysia, kakak saya yang perempuan telpon saya saat kerusuhan2 merebak, dia bilang jangan bepergian ke mana-mana dulu..., tunggu aman... Banyak contoh lain dari berbagai aspek yang saya temui, dan saya kira tak perlu menjelaskan dengan teori..., hehe..., yaaaa..., proses...

Malaysia terdiri dari berbagai etnik, 50,4% adalah Melayu, 11% Bumi Putra, Cina adalah menempati presentase kedua setelah Melayu, yaitu 23,7%, (---bandingkann dengan Indonesia yang hanya menduduki angka 3% saja, tapi meskipun persentase etnis Cina hanya mencakup tiga persen dari populasi, mereka menguasai 70 persen ekonomi negara---), India jugaa banyak terdapat di Malaysia, yaitu lebih daripada 7%. Pekerja asing mencapai lebih dari 3 juta jiwa, yang bermakna lebih dari 8% dari keseluruhan jumlah penduiduk, mereka datang dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walau fluktuatif.

Tingkat stabilitas baik sosial dan politik sangat bagus, para pelaku politik lebih berjalan dalam koredor konstitusi. Kerusuhaan massa di bulan Mei 1969 telah menjadi pelajaran berharga. Konflik politik dengan Indonesia di masa Orla telah berakhir dengan pada beralihnya kepemimpinan di rezim Orba. tingkat ketaatan maasyarakat terhadap hukum terbilang sangat bagus, bahkan untuk kalaanfgan perguruan tinggi kehadiran Akta University dan Coolege Universiti (AUKU) direspon secara proporsional (---bandingkan dengan kehadiran Normalisasi Kehidupan Kampus/NKK di Indonesia yang direspon dengan berbagai reaksi keras dan berbagai tindak kerusuhan, misalnya---).

Bagi masyarakaat Melayu priyayi merupakan simbol status yang sangat tinggi (---sama dengan di Indonesia---), maka itu mereka mengejkar status itu, dan dari situ juga mereka memperoleh pendapatan yang sangat bagus sehingga mampu mengkaver kebutuhan hidupnya kendatipun arus konsumerisme juga melanda mereka, (---bandingkan dengan Indonesia saat menerapkan kebijakan padat karya, yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang layak, sedang arus konsumerisme datang melanda, dan itu pulalah diantara penyebab maraknya pergeseran nilai dan korupsi dari berbagai bentuknya, seperti misalnya sogok, pungli, penilaapan, dan sebagainya---). Kalangan Melayu sangat enggan untuk masuk dalam sektor informal. Menyaadari realitas seperti itu Pemerintah Malaysia telah berupaka memback up mereka, walau dengan demikian terdapat kebijakan yang dinilai diskriminatif, namun kebijakan seperti itu hendaknya dipahami sebagai kebijakan temporal, yang tentu tidaak semestinya untuk diperlakukan secara permanent.

Demikian dulu kiranya sekedar ulasan singkat dari saya. Sebetulnya ingin ngomong banyak..., termasuk ingin mengutarakan ilustrasi-ilustrasi beberapa pengalaman saya pribadi, mumpung ada waktu malam ini, tapi aduh..., bagi-bagi waktu dulu ah..., mau nyapa yang lain..., itung-itung kangen udah berapa hari tidak fesbukan nih..., hehe..., siiip..., cool.

Komen:
Kalo pujian tentang keuletan dan ketangguhan, memang mereka(toke2)lebih respek kita orang.Tp opini yg "terbangun"??!

Tanggapan sy:
Ya mas..., memang kesan yang lalu muncul opini yang menyertai kesan itu walau mungkin membias. Saya berpikir, kita obyektif saja. Saya sendiri yang sehari-hari hidup di Indonesia, kalau bepergian selalu menghindari naik kendaraan umum (untuk trans[portasi darat), saya lebih memilih naik kendaraan sendiri, baik dalam kota maupun ke luar kota, atau naik travel atau juga taxi, atau express, atau executive, sayapun selalu menghindar beli buah-buahan di pasar besar, lebih suka di toko buah, (--itu suatu contoh--) bahwa sebetulnya kesan sayapun telah terbentuk, pengalaman saya masa lalu dan cerita orang-orang di sekeliling kita, daari pengalaman mereka termasuk teman-teman kita yang kena copetlah, kena gendamlah, dan lain sebagainya. Di Malaysia saya punya pengalaman, di akhir tahun 1996, di chokit saya dicopet, orang teriak..., 'bang,bang copet bang, copet bang (--celuk saku---), saya segera sadar dan memegang saku celana dan dompet sudah tiada, lalu saya ikuti ke mana arah telunjuk oranng yang meneriaki itu, lalu say mendekati dan serta merta memegang tangan orang yang dituju, dia tidak terima dan saya balik tangannya, memang ternyata dompet itu masih ada padanya, saya pegang tangannya (dulu saya latihan silat/kontau Boyan, maka itu saya tahu bagaimana cara memegang lawan), dan saya bawa ke Pos Polisi (Balai Pulis) seteelah dikasih tahu oraang di mana Balai Pulis itu, (--dan yang perlu sebagai catatan, bahwa tidak ada apa yang disebut main hakim sendiri/eugenrechting oleh massa--). Ternyata apa, orang yang mencopet itu adalah bangsa sendiri; dan..., sekali lagi pengalaman itu telah membentuk opini. Saya berpikir perlu suatu proses memang...

Saturday, June 4, 2016

CERITA LAMA

CERITA LAMA
Oleh: A. Fuad Usfa
Aku dilahirkan di sebuah pulau di Laut Jawa, yaitu Pulau Bawean, Kabupaten Surabaya (sekarang Kabupaten Gresik). Aku sekolah di SD pada pagi-siang hari dan bermadrasah pada siang-sore hari, selepas maghrib dan selepas subuh mesti mengaji. Oh…, iya…, TK alias Taman Kanak-kanak belum ada waktu itu. Selepas SMA aku melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Salahsatu hal yang berkesan selama aku di Bawean dulu adalah aku berlatih silat bersama kawan seperguruanku, mulanya di perguruannya R. Amir yang biasa dipanggil Mak Amir (Sawah Luar), setelah dinyatakan tamat dan dimandikan dengan air ‘bunga setaman’ yang ada silet, kain putih serta disembelihkan ayam putih sebagaimana lazimnya dunia perguruan silat di Bawean, aku pindah ke perguruannya pak Fadli (Sawah Daya), juga hingga dimandikan, dan di perguruan ini pula aku berlatih  Tembung dan Tikpi (Trisula), setelah itu aku pindah ke perguruannya mak Ude Hasyim (Daya Bata), beliau adalah putra daripada KH. Kasim, Tokoh Kemerdekaan yang namanya diabadikan sebagai salah-satu nama Jalan Raya di Sangkapura. Sahabatku yg kami selalu bersama seia-sekata seperguruan adalah saudara As'at yg kini berdomisili di Sawah Luar Kota Kusuma Sangkapura Bawean.

Kini usiaku sudah tak muda lagi, sepasang trisula hanya jadi pajangan, tak mampu lagi ku memainkannya, sesekali mencoba namun serasa berat di tangan...
(FB)

SEKELUMIT SEPUTAR PKI

SEKELUMIT SEPUTAR PKI
Oleh: A. Fuad Usfa

BELUM BISA MENGAKSES
Hingga kini generasi muda kita belum bisa mengakses untuk mempunyai kebebasan dan kesempatan membaca secara adil sejarah pergerakan PKI...

PERLU KAJIAN DAN KEBEBASAN AKSES
Penulisan sejarah pergerakan PKI secara akademik diperlukan untuk sejarah kebangsaan secara utuh, anak bangsa hendaknya diberi kebebasan untuk melakukannya..., setelah sekian lama menjadi korban propaganda yg tidak berkeadilan... Kebebasan akademik tak perlu dikhawatirkan..., keilmuan adalah ladang pencerahan ummat... Kita bebas menentukan arah kebenaran yg kita dapatkan dari manapun datangnya... Kacamata kuda hanya akan menerbitkan generasi yg terpasung yg hanya menjadi alat dan corong2 kepentingan tertentu..., akal sehat dan nurani telah diposisikan dalam kondisi koma..., baik itu disadari ataupun tidak...

PKI DAN KEADILAN SEJARAH
PKI tak lepas dari sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia..., banyak hal yg harus digali dari segala tindakan keberutalan atas nama pembasmian gerakan PKI..., jutaan masyarakat sipil jadi korban keberutalan kekuasaan tanpa ada proses peradilan... Menggali dan mempelajari tentang sejarah kebangsaan secara fair adalah suatu yg wajar wajar saja..., sama halnya dg mempelajari bagian2 sejarah kebangsaan yg lainnya..., tak ada bedanya..., dan sy berpendapat memang tidak selayaknyalah membeda2kannya...

(FB)

HUBUNGAN2 EMOSIONAL DAN SPORTIFITAS

HUBUNGAN2 EMOSIONAL DAN SPORTIFITAS
Oleh: A. Fuad Usfa
Kemaren sore dari Fremantle naik KA, sy datang bergegas, waktu keberangkatan tinggal satu menit, penumpang begitu padat, sy pikir tumben nih..., ternyata suporter 'Fremantle Football Club' (Feremantle Dockers), lengkap dg atribut tim...
Suporter ada di mana2..., hubungan2 emosional bagian dari tabiat jiwa..., suatu hal yg normal... Sportivitas adalah tuntutan keadilan dalam hidup bermasyarakat...
(FB)

SAYA SANGAT SETUJU DG ERDOGAN

YG PALING SAYA SETUJUI
Oleh: A. Fuad Usfa
Adapun dua hal yg paling saya setujui dari pandangan Erdogan yg mendasar adalah, "Jika saya sebagai Muslim bisa hidup seperti yang saya inginkan maka seorang Kristen dapat melakukannya juga. Hal yang sama berlaku untuk orang-orang Yahudi dan juga untuk ateis," ujar Erdogan, seperti yang dilansir Daily Sabah. Serta tekad Erdogan untuk menyerukan tegaknya negara sekuler. Sebagaimana kita tahu bahwa Turki telah menganutnya.
Tentu kita telah sama pahami, bahwa pada pandangan pertama diatas adalah konsekwensi dari pandangan kedua. Jadi intinya adalah satu, yaitu negara sekuler.
Sejarah peradaban barat mestinya menjadi pelajaran yg sangat berharga bagi kita.
(FB)

PIHAK ASING

PIHAK ASING
Oleh: A. Fuad Usfa
Siapa sih yg dimaksud asing asing asing itu...?, difinisinya mesti jelas... Apakah India, Cina, Arab, Amirika, dst..., atau ada yg dikecualikan?, siapakah sejatinya yg mencoba mengaduk2 Negeri kita, yg propaganda2 terus disuburkan dg dana dari pihak asing apa tidak yaaa, bahkan kalau perlu mendatangkan orang asing untuk memprovokasi pihak yg tidak asing..., hmmm..., membingungkan memang. #maksud sy di sini, makna pihak asing itu mesti jelas...
#Dalam pandangan sy Indonesia adalah Negara berdaulat..., dg bentuk yg telah disepakati, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia..., negara2 seperti Amerika, Arab, India, dsb gak boleh menjajah kita walau ada agen2nya di Indonesia...
#Negara Kesatuan Republik Indonesia, ya titik lah...
(FB)

KENANGAN MALAM

KENANGAN MALAM
Oleh: A. Fuad Usfa
Di suatu malam, masuk waktu dini hari, sekitar jam satu, menyusur lorong Singapore, tibalah di Lavender, dan dari Lavender naik taxi menuju Larkin Johor Bahru untuk suatu destinasi berikutnya.
(FB)

RIUH-RENDA DALAM KESUNYIAN

RIUH-RENDA DALAM KESUNYIAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Tiada sunyi
Di tempat sunyi sekalipun
Karena riuh-renda kehidupan
Tetap bersemayam dalam jiwa kita.
(AFOF)
(FB)

CINTA YANG TERKANDAS

CINTA YANG TERKANDAS
Oleh: A. Fuad Usfa
Kan ku tabur bunga setaman
Di pusara hati
Tuk mengenang kejayaan cinta kita.
(AFOF)
(FB)

SENI

SENI
Dunia seni
Bagai embun
Yang selalu menyapu alam pagi
Dengan sentuhan yang menyejukkan.
(AFOF)
(FB)

ADUHAY..., DI ALAM MIMPI

ADUHAYYYY...
Oleh: A. Fuad Usfa
Aku berdiri di atas podum..., dengen berapi2 aku pidato..., rakyat menyambut dengan gegap gempita, semangat perjuangan yg membara..., tepuk tangan pun bergemuruh seakan hendak menggoncang bumi..., pekik revolusi menuntut ditegakkannya kemerdekaan atas kemerdekaan..., ketiadaan penindasan oleh orang2 yg mengaku anti penindasan... Dari atas atas podium suaraku menggelegar..., tanganku terkepal...; dan..., tiba2 suara TV membangunkanku..., ternyata aku tidak di podium, tidak di hadapan massa..., ternyata aku hanya di atas ranjangku..., tidur bag terkapar seorang diri..., hanya ditemani TV tanpa pemirsa..., hahaha...
(AFOF, 17 Mei 2014)
(FB)

STATUS SOSIAL

STATUS SOSIAL
Oleh: A. Fuad Usfa
Dalam apa yang saya lihat di masyarakat kita, status sosial begitu agungnya..., dengan segala pembenaran dan back up_nya...
Manusia tak lagi setara, karena telah dipilah oleh status-status itu.
Tak ada equality , kesetaraan, kecuali hanya simbol-simbol semu...
Jurang-jurang itu nyata ada di masyarakat kita, bukan hayalan, sedangkan semboyan-semboyan dengan kata-kata nan indah begitu ramai hingga memekakkan telinga kita, yg semua itu sifatnya sangat normatif..., tiada substantif..., sekedar sampiran luar saja...
(AFOF, Cannington WA)
(FB)

KEKECEWAAN

KEKECEWAAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Kekecewaan itu bisa merambah ke mana2..., dalam politik bisa mengguruita, ke mana ia bisa bergerak akan bergerak, kala gagal mempengaruhi rakyat, entah dalam hal pemilihan yg gagal, tidak dapat posisi, dsb, ia tetap akan mencari dan mencari siapa yg paling bisa dipengaruhi dan digerakkan..., mungkin komunitas kedarahannya, mungkin organisasi dari mana ia berasal..., dsb dsb, yg penting dapat dipengaruhi dan digerakkan, terlebih lagi bila mereka telah bersinergi oleh sebab lepasnya jajan2 politik. Itulah sebabnya diperlukan kepekaan moral mulya sebagai pengendali.
(AFOF, Cannington WA)
(FB)

KESETARAAN

Sekedar Membanding
KESETARAAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Di sini, dlm budaya masyarakat barat, kesetaraan memang nyata2 ujud dalam kesehariannya, tak pandang pangkat, kedudukan, harta benda, keturunan..., dst..., semua dipandang sama... Pekerjaan, kedudukan, dsb hanya dipandang dari aspek fungsi, tidak terkait dg status sosial... Strata ada memang, tapi tipis hampir tak terlihat..., yg jelas semua pekerjaan, kedudukan, dsb hanya dipahami sebagai fungsi2 saja..., maka itu semua orang dipahami setara, sederajat..., equal...
Gak ada istilah anda kerja apa, kedudukannya apa, keturunan siapa, dsb..., jadi gak ada istilah itu... Maka, kita merdeka...
(FB)

SIAP YANG SALAH?

YG SALAH
Oleh: A. Fuad Usfa
Rakyat butuh ini itu..., setelah Pemerintah mengusahakan dan dapat memenuhi..., masih salah lagi... #sebetulnya yg salah itu ada dipikiran kita..., atas instruksi hati, dasarnya gampang saja..., karena tak suka..., bahkan benci..., bukan untuk kemajuan negara dan bangsa..., walau kedoknya tentu itu...
(FB)

WAKTU SHALAT DAN MAKAN

'Nuansa Fleksibilitas'
WAKTU SHALAT DAN MAKAN
Oleh: A. Fuad Usfa
Manakala hendak masuk waktu shalat, atau telah masuk waktu shalat, sedang makanan telah siap dihidangkan di hadapan kita, entah acara apalah…, entah dalam bentuk prasmanan, lesehan atau apalah…,sering muncul pertanyaan ‘makan dulu ataukah shalat dulu…?!’. Kawan-kawan di Indonesia (baca: di Malang) biasanya dengan nada bercanda, pertanyaan tersebut selalu dijawab dengan pertanyaan juga, yaitu ‘mana yang mesti kita pilih, makan ingat shalat ataukah shalat ingat makan…?!’, jawaban tersebut tentu sangat logis. Bukan hanya di Malang saja pertanyaan yang sama muncul, yang aku tahu diberbagai kawasan, termasuk juga di Australia. Biasanya pertanyaan tersebut muncul oleh sebab waktu yang tanggung-tanggung.

Sebetulnya di samping jawaban lewat logika seperti tersebut di atas, manakala kita mau membuka kitab fiqh maka terdapat nash yang bisa dijadikan rujukan normatif, yaitu sabda Rasulullah SAW, bahwa ‘la shalata bi hadhratith tha’aam’, terjemahnya ‘tidak ada shalat di hadapan makanan’, lengkapnya (terjemahnya) sebagai berikut: ‘Kata Aisyah RA, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, tak ada shalat di hadapan makanan dan tak ada shalat di kala sedang dipengaruhi oleh desakan buang air besar atau air kecil’. (Hadist Riwayat Muslim dari Aisyah RA, Bulughul Maram:49, dalam Ash Shiddieqy:170). Juga Rasulullah SAW telah bersabda (terjemahnya) sebagai berikut: ‘Apabila telah disajikan makan malam, maka makanlah dulu sebelum melaksanakan shalat maghrib’. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Aisyah RA, Subulussalam I: 202, dalam Ash Shiddieqy:170).
Berkenaan dengan itu Ash Shiddieqy mengutarakan, bahwa diantara para ulama ada yang mengatakan ‘makan dulu kalau sudah lapar walaupun ke luar waktu’, dengan dasar, bahwa khusu’ itu ruhhusshalah. (ash Shiddieqy:170).
Referensi:
Ash Shiddieqy, TM. Hashbi, Prof. Dr., 1986, Pedoman Shalat, Bulan-Bintang, Jakarta, cet. ke-15

PUPUSNYA KEPEKAAN

PUPUSNYA KEPEKAAN
Oleh: A. Fuad Usfa 
Hari2 darah, hari2 darah, darah, darah, darah..., sejarah kita, dan masih dalam roda sejarah kita..., maka darah2 dan jiwa2 insan bagai seonggok mainan2 kecil..., kepekaan telah pupus tak berjejak..., di sana-sini kematian tak wajar sudah dianggap biasa..., jangankan yg jauh, para TKW (TKI) kita di negeri sana, di hadapan kita saja tak tergubris, malah yg kononnya sebagai tokoh2 kita sedang  sibuk mencari korban2 baru... Ironis memang, kepekaan telah pupus justru di tengah2 insan yg mendaulat dirinya sebabagai penganut ajaran penuh kasih..., yg ternyata sekedar retorika... Semoga kita tidak masuk dalam bagiannya.

(FB)

WASIT DAN PERGURUAN TINGGI

WASIT DAN PERGURUAN TINGGI
Oleh: A. Fuad Usfa
Sebagai wasit haruslah lah bersikap obyektif..., ia mesti memakai kacamata yg pas, sehingga mengaburkan pandangannya, apalagi meniup peluit pada saat ia tidak mencermati Medan permainan..., bahkan menoleh sejenak dari ajang permainan pun sudah merupakan kesalahan fatal..., apalagi menyatakan kemenangan salahsatu tim sebelum permainan berlangsung. 

Wasit harus mampu memilah dg jelas mana asumsi dan mana fakta. Demikian sy mengkiaskan dunia perguruan tinggi dan ilmu pengetahuan... Dunia perguruan tinggi adalah dunia ilmu pengetahuan..., segala sesuatu harus atas dasar analisa keilmuan. Peneltian adalah untuk melihat fakta2 dari kondisi yg belum jelas sehingga menjadi jelas..., karena bisa jadi ketidak jelaskan itu memang benar2 hanya halusinasi semata... Oleh sebab itu kalangan akademisi harus mampu 'mengosongkan' alam pikir dari tekanan2 kehendak nafsu (kecenderungan hati) yg sering mengaburkan fakta2 untuk diseret pada halusinasi yg dikehendakinya, dalam mencermati fakta2 yg sejati. 
(FB)

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...