Sunday, July 2, 2017

BOIKOT STARBUCKS

Oleh: Kookaburra
Kata kunci yg digelindingkan akhir2 ini adalah 'boikot starbucks', dan hal itu bisa saja menggelinding dg liar. Sy membayangkan kasus beberapa waktu yang lalu, kasus Sari Roti. Kasus yg dipicu oleh sebab pihak Sari Roti memberikan klarifikasi tentang penyaluran roti produknya ke pengunjuk rasa. Oleh sebab klarifikasi itu lalu diserangnya habis2an, dan seruan boikot menggelinding secara liar tak terkendali. Di tengah kondisi itu muncullah produk roti dg merk baru sesuai tren yg menggelinding secara liar itu. Seruan boikot juga pernah di tujukan pada restoran siap saji Mc. Donald.

Seruan boikot dan bahkan meminta agar pemerintah kita mencabut izin gerai kopi Starbucks dipicu oleh sebab CIO Starbucks, Howard Mark Schultz memberi dukungan kesetaraan LGBT. Muncul pertanyaan mengapa hanya Starbucks?. Bahkan hanya sekedar memberi dukungan terhadap kesetaraan LGBT. Apa persoalannya?, apa kerugian organisasi atau negara yg ditimbulkan oleh dukungan kesetaraan LBGT oleh CIO Starbuck itu?. Apakah setiap orang yg berbeda dg kita harus dinyahkan?, sudah sebegitu brutalkah kita?. Lagi pula bila dibanding LGBT dg kekafiran yg juga sering kita dengungkan apalah artinya LGBT?.

Terlalu nanggung seruan yg diskriminatif tersebut. Mestinya untuk semua saja yg mengakui keberadaan LGBT, termasuk facebook. Lebih jauh lagi, membaikot produk orang kafir. Kalau berani konsekwen, kembalilah kita pada jaman dahulu kala, demi menjaga keyakinan serta pemurnian agama dan kaumnya, dan binalah kelompok sendiri dg simbol pemurnian. Apa harus begitu?.

Boikot, hanya gara2 beda pandangan dalam menyikapi keyakinan kita, namun begitu nanggungkah?, sebrutal itukah?.
(Cannington WA, 3Juli 2017)
(FB)

Saturday, July 1, 2017

SALAH-BENAR

Oleh: A. Fuad Usfa
Yesus itu anak Tuhan... Kata siapa?. Kata orang Kristen... Benar apa salah?. Jawabnya: benar...
Tapi kalau yg bilang begitu orang non Kristen?. Jawabnya: Salah...

Tuhan itu hanya satu..., yaitu Allah... Kata siapa?. Kata orang Islam dan bahkan juga kata orang Kristen... Benar apa salah?. Jawabnya: Benar...
Tapi kalau yg bilang itu orang Hidu?. Jawabnya: Salah

Yg paling didambakan oleh orang Hindu adalah Sorga. Jawabnya: Salah..., ternyata berbeda dg kita bukan...?!

#Tuhan kok punya anak?!. Asal jawab: Kalau Tuhan menghendaki, apa salahNya...?!, kita hidup karena kehendak Tuhan, kita mati karena kehendak Tuhan..., dst.

#Itulah yg namanya akidah...#
(FB)

FILM PENDEK ITU (1)

Oleh: A. Fuad Usfa
Kita mengenal film dokumenter dan juga film imajiner/fiksi. Belakangan ini kita diributkan dg film pendek polisi. Banyak yg meributkan, ada pula yg kebakaran jenggot, bahkan lakon yg ditunjukkan dlm film itu dihubungkan dg fakta dilapangan, dlm arti apa ada yg persis seperti itu.

Itu adalah film pendek serta imajener/fiksi. Film imajener/fiksi berbeda dg film dokumenter. Film imajiner/fiksi yg diunggah polisi itu mencoba menggambarkan secara keseluruhan roh dari tema yg diangkat. Tentu sah2 saja. Maka tidak harus menampilkan kejadian perkasus di lapangan, tentu bisa saja lakon yg ditunjukkan di situ tidak harus sama dg kejadian perkasus di lapangan, tapi bisa menunjukkan roh secara utuh kondisi di lapangan dg menerobos ruang dan waktu. Ruang dalam arti di mana sja, sedang waktu dalam arti kapan saja, ia bisa melaju kedepan, mendahului kondisi yg ada pada hari ini dan hari yg telah lewat. Ia adalah gambaran utuh secara menyeluruh. Menggambarkan kondisi seperti itu tentu tidak mudah, apa lagi dalam film pendek.

Intoleransi adalah real di lapangan, hal tersebut nyata2 terjadi, bukan suatu hayalan, makin menggelinding menyasar pada siapa saja yg berbeda. Tidak tanggung2, ancaman dan teror di lancarkan bertubi2. Ini fakta. Temanya selalu merujuk pada agama.

Intoleransi ditularkan di mana2 pada semua kalangan. Isu kafir dan pengkafiran sudah bukan rahasia lagi. Sudah banyak juga yg menyambut kehadiran isu itu, tak sulit kita menemuinya, bahkan teramat mudah sekali. Walau masih banyak kita lihat di antara mereka yg mana mereka bertumpuh 'di satu kaki tetap aktif menyuarakan anti kafir, sedang di satu kakinya lagi masih tak kuasa berlepas diri dari ketergantungan pada si kafir'. Hal ini dapat kita lihat dalam dunia kerja misalnya, yg mana mereka merasakan nikmatnya bersekongkol dg si kafir. Bekerja pada perusahaan2 kafir, atau patungan dg si kafir (subhat???!!!). Mereka berbangga dg jerih payah si kafir, hidup sejahtera dan makmur karenanya.
Banyak yg bekerja di perusahaan2 yg tak memperdulikan halal-haram, namun gajinya dinikmati untuk segenap keluarga, untuk sanak familinya. Belum lagi jasa bank, dll.

Mereka masih berasyik masyuk berkawan, bergumul, bersalaman, dll, dg si kafir. Hal tersebut mungkin oleh sebab ketidak tahuannya bahwa kafir itu najis, sehingga dg begitu leluasanya berbaur (dalam pengertian luas) dg si kafir. Terhadap kelompok ini bisa jadi apa yg di gambarkan dalam film itu akan mengedepan saat elit2 mereka membuka kran dan mengumbarkan secara terbuka. Kemungkinan yg ke dua, bisa jadi mereka tahu namun mereka menutup mata oleh sebab yg kita tidak bisa menduga, tentu banyak sebab. Di lapangan kita menjumpai juga ada yg bereaksi keluar dari lingkaran (tentu dalam persepsinya), itu kiranya yg terjadi pada keponakan Jimly Asshiddiqy sebagai yg bisa kita akses dari keterangan Jimly dalam unggahan di youtube.  Kemungkinan ketiga oleh sebab pemahaman keagamaan yg luas, yg tentu memahami agama tdk hanya berkutat pada teks apa adanya.
(AFOF, Cannington WA, 30 Juni 2017)
(BERSAMBUNG)

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...