Saturday, March 25, 2017

KAWAN-KAWANKU

Oleh: A. Fuad Usfa
Dulu sy punya banyak kawan beda agama (sekarang pun juga, tapi ini sy cerita yg lalu aja sih), dari Bali juga banyak, ada yg bernama Made Warke, Wayan Sudana, Anak Agung Gede Agung Ida Bagus, Niluh, dsb..., kawan yg beragama Kristen dari NTT, Kalimantan, Jawa, Batak yg bernama Stevanus, Ferry, Budi, Iwan, Debby, dst... Hari2 bergaul dg mereka, bahkan dg Budi boleh dikata siang malam, begitulah 'paribasannya'..., masa kami masih muda..., masih mahasiswa..., kini mereka sdh menekuni profesinya masing2...
Mereka beda agama dg ku..., namun tentu aku tidak pernah bertanya apakah mereka minta dilahirkan seperti itu (minta dilahirkan sebagai insan yg beragama tertentu...?, tentu saja tidak...), sama saja dg ku dan sama juga dg yg lain...
#untuk renungan...
(FB)

KLAIM

Oleh: A. Fuad Usfa
Mengklaim seseorang atau kelompok sebagai bagian daripada kita dan harus seperti kita, sama halnya dg menjadikan orang lain sebagai obyek..., padahal setiap orang adalah subyek..., mereka berhak mempunyai pandangan sendiri...
Coba bercermin diri..., saat anda tidak mau mengikuti pandangan orang lain..., persis pada saat/waktu yg sama justru Anda sibuk memaksakan pandangan anda... Lalu orang lain itu dipandang sebagai apa?!, logikanya gimana?!. Sering sy baca, orang pandai yg menuntut ilmu hingga ke mana2 malah dibodoh2kan, dan yg membodoh2kan ternyata seperti kita, yg hanya ikut2an saja...
Sy berpendapat semua kita ini sama, 'tidak ada yg bodoh', dan 'tidak ada yg pinter'..., sama saja berkekurangan dan berkelebihan, saling menghargai dan mendudukkan secara proporsional posisi kita masing2... Jangan terjebak dalam kancah politiking, apapun bidangnya, termasuk bidang keagamaan...
Semua kita sebagai subyek, bukan obyek... Mengapa harus ada klaim...?!.
(FB)

CAHAYA KASIH

Oleh: A. Fuad Usfa
Ku berjalan di atas bumi ini, berjumpa beragam insan, tentu banyak yg tak ku kenal, kadang ku sempat menyapa kadang pun tidak, merekapun begitu... Dalam arung kehidupan aku tak mengerti mengapa aku tiba2 begini, dan tentu merekapun juga... "Setiap ku menyapanya selalu ku tanya pula", 'benarkah engkau?', mrk semua selalu menjawab, 'tentu benar', lalu kadang tak ku pedulikan..., karena aku tak punya otoritas utk itu..., di kejauhan ku tatap cahaya, lembut menyinari, lalu menelusup dalam kalbuku, ku ingat2, lalu ku ingat betul bahwa memang ia pernah hadir, namun awan kelabu lehitaman telah menutupinya, sebelum cahaya itu sempat bersarang di kalbuku seperti yg ku alami saat ini..., dan di kesunyian aku tanya tentang dia dg bisikan, dg lembut ia menjawab  'aku cahaya kasih', dg gemetar ku selimuti tubuhku, kengerian yg tak terperikan, krn kelelawar dan mahluk2 pecinta kegelapan bisa tiba2 dg liar menerkam dan mencabik2 jiwa raga ku..., ingin aku menjerit, namun hanya mampu berkata, 'ah, dasar'...
(AFOF 261014)
(FB)

OH TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa
Sy merenung, kala sy msh kecil, hidup di alam Desa, traditional, radio pun jarang orang punya, punya sepeda ontel sdh begitu bangga..., kala menginjak usia remaja arus modernitas sdh mulai merambah Desa kami, radio sdh makin banyak yg punya, tape recorder, TV, sepeda motor pun dah masuk pula... Di perantauan aku hidup di kota, kebanggaan si anak Desa, dunia yg ku arungi berubah pula, adat budaya pun berbeda, pergaulan, aku pun mulai bergaul dg Budi, Stevanus, Wayan, Manurung, dst..., lalu aku mulai mengenal kawasan2 lain..., berbeda2... Kini usiaku sdh tak ter bilang muda lagi, ku tatap ke belakang sejak di saat ku masih kecil dulu..., Serentang perjalanan..., serasa jauh perbedaan itu... Kawan2ku dan orang2 lain berbeda..., dari perbedaan yg dekat hingga yg jauh..., salah kah perbedaan itu?, kalau salah lalu siapa yg harus disalahkan pula?, diantara yg berbeda itu siapakah yg senyatanya salah?, (--ter lepas dari menurut pandangan kita--), dan harus kah diperangi?. Tuhan Maha Bijaksana, Maha Pengasih, Maha Penyayang...
(FB)

SALAHKAH?!

Oleh: A. Fuad Usfa
Salahkah dikau wahai sahabatku..., oleh sebab dikau terlahir dari rahim seorang ibu dan benih dari seorang ayah yg beda agama dg ku...?. Kau lahir, tumbuh dan besar di bawah asuhannya, sebagai tanggung jawab orang tua, yg harus dipikul di pundaknya... Lalu keterikatan batin, nilai dan pengetahuan yang di transfer olehnya mengalir begitu saja dalam nadimu..., sama sebagai yg dialami orang lain..., siapapun juga, termasuk aku...

Salahkah bila engkau memilih untuk tetap atau bergeser wahai sahabatku..., bukankah telah kita saksikan kekangan yg begitu kokoh telah menyebabkan kita tak mampu bergerak, apa lagi bergeser..., kecuali hanya bagi orang yg merdeka...
(AFOF, CWA, 200316).
(FB)

ADAHAKAH KITAB SUCI PALSU ATAU DIPALSUKAN?!

Oleh: A. Fuad Usfa
Diantara pertanyaan mendasar yang perlu dijawab secara proporsional antaranya adalah 'adakah kitab suci (dari agama apapun) yang palsu atau dipalsukan?!'.
(FB)

PENGHAMBAAN

Oleh: A. Fuad Usfa
Ku berdiri
Terpaku
Bumi Mu ya Allah
Sang insan berlomba
Sibuk menyusun status sosial
Berloba menyusun
Seterjal mungkin
Lalu
Tamengpun dibikin yang kokoh dan seindah mahligai kahyangan
Sang prajuritpun tak lupa mengawalnya.
(FB)

PATUNG

Oleh: A. Fuad Usfa
Andai ada beberapa patung di sebuah tempat suci yang mempercayainya, sebuah patung dirusak orang, lalu dikirim pesan yg berbunyi, apakah patung yg lain bisa membantunya?!.

Patung adalah simbol..., tentu mereka tiada memaknai sebagai dzat Tuhan sebagai ujudnya dalam bentuk patung...

Setiap keyakinan agama tidak ada Tuhan yg melakukan tindakan secara langsung kasat mata..., melainkan dalam bentuk tindakan2 yg terjadi setelahnya... Demikian itulah yg ada dalam setiap keyakinan..., tiada beda antara satu dan yang lainnya...
(FB)

TERORISME DAN TERORIS

Oleh: A. Fuad Usfa
Terorisme itu beda dg teroris..., banyak yg bermaksud mengaburkan ini..., untuk mengelabui, 'menghipnotis', lalu membikin-bikin kesan yg menggiring kita pada pemahaman bahwa kedua kata itu adalah sama maknanya...
(FB)

AGAMA DAN EKSISTENSINYA

Oleh: A. Fuad Usfa
Berdasar eksistensinya agama dpt dibagi dlm dua kategori, yaitu yg dihidupkan dan yg dimatikan...
(FB)

TAFSIR

Olen: A. Fuad Usfa
Tafsir adalah tetap tafsir..., tak ada tafsir yg sejatinya benar..., yg benar itu hanyalah obyek tafsir itu sendiri...
#Kebenaran tafsir itu hanyalah pada tafsirnya..., yaitu tafsir adalah tetap tafsir...
(FB)

PERANG

Oleh: A. Fuad Usfa
Importir dan eksportir perang bersinergi..., kalau perang telah berkecamuk, sibuk mencari kambing hitam..., itulah tabiat mereka... Sesungguhnya berkecamuknya perang bukan karena diadu domba, melainkan oleh sebab memang dikendaki...
(FB)

RESPON TERHADAP TERORISME

Oleh: A. Fuad Usfa
Beragam respon yg diambil orang dalam menghadapi ideologi kebencian yg berujud terorisme (saya tegaskan..., ingat, terorisme, bukan teroris...), antara lain sebagaimana respon dari seorang ex-Muslim dari Mesir yang mengaku keluar dari Islam empat tahun lalu, menulis komentar “keras” di akun twitternya seperti ini: I left Islam 4 years ago. Islam is a major source of terrorism in the world today.
Ulama Azhar, Ahmed al Tayyeb mengeluarkan pernyataan bahwa waktunya telah tiba bagi dunia untuk bersatu menghadapi raksasa ini (terorisme), serta mengatakan pula bahwa tindakan seperti ini (terorisme) bertentangan dg prinsip2 agama, kemanusiaan dan peradaban.

Al Azhar telah berupaya dg sekuat tenaga melakukan perlawanan terhadap pemahaman keagamaan bertumpu pada kebencian yg bermuara pada terorisme dan membentengi negaranya dari segala upaya golongan yg menyeret negaranya ke arah itu.
(FB)

BAHAGIA

Oleh: A. Fuad Usfa
Bahagia itu bersarang di hati, sama juga dengan sedih dan duka...
Bahagia itu personal, tak bisa digeneralkan, dibanding2 dg fenomina yg nampak, kita hanya mampu menangkap bayang, antara pasti dan tidak pasti...
Suatu ketika Imam Suprayogo, saat itu Pembantu Rektor I UMM, memimpin pertemuan dg rekan2 dosen, oleh sebab Aula kampus II sedang dikerjakan pembangunannya sehingga ketukan palu dari tukang yg sedang bekerja terasa mengusik jalannya pertemuan, lalu ia menyelingi dg kata, 'kita yg mungkin kata orang kita ini senang..., sy berpikir mungkin pak tukang itu lebih senang daripada kita hidupnya...' (-Intinya begitu, kalimat persisnya sy lupa-).
Pada puluhan tahun yang lalu, Buya HAMKA pernah berkisah, tentang persepsi seorang sufi dan dan orang umum di kota (-sekali lagi sy lupa ungkapan kata demi kata yg diungkapkan, namun sy ungkap dlm bentuk bahasa sy-), di suatu saat, di pinggir jalan seseorang berjumpa dg seorang sufi, lalu ia berpikir 'kasihan ia, berpakaian lusuh seperti badannya tak terurus'..., namun sebaliknya sang sufi berpikir 'kasihan ia, lelah mengumpulkan uang..., kasihan..., betapa hidupnya telah diperbudak oleh materi'.
Bahagia tidak bisa dibanding2 secara fisual, oleh sebab keberadaannya yg tersembunyi dan personal. Mungkin kita melihat orang sedang bertamasya, duduk di tepi pantai menikmati hidangan bawaannya, lalu kita membayangkan alangkah bahagianya mereka, padahal mungkin saja, dalam kepala mereka pusing menghitung2 berapa uang yg tidak harus dikeluarkan?. Satu prosen dua prosen pengeluaran uang dari seluruh kekayaannya dikalkulasi sedemikian rupa, betapa sayangnya ia pada hartanya, kalau mungkin tak ingin ia mengeluarkan namun bisa menikmati. Kita tentu tidak tahu, apakah mereka tipe orang yg seperti itu, dsb dsb.

Bahagia adalah menerima dan menikmati. Apapun  posisi kita, bila mampu menerima dan menikmati, bahagia akan bersama kita, bila tiada, bahagia akan menjauh.
Bahagia bukan harta, bahagia bukan kedudukan, bahagia bukan status sosial, walau tentu bahagia itu juga ada di situ, namun bukan hanya di situ, melainkan di mana2. Bahagia itu manakala kita bisa menerima dan menikmati, bahagia itu personal, dg menggunakan kata sifat bahwa kebahagiaan itu personal.
(FB)

Monday, March 20, 2017

SALAHKAH?!

Oleh: A. Fuad Usfa
Salahkah dikau wahai sahabatku..., oleh sebab dikau terlahir dari rahim seorang ibu dan benih dari seorang ayah yg beda agama dg ku...?. Kau lahir, tumbuh dan besar di bawah asuhannya, sebagai tanggung jawab yg harus dipikul di pundaknya... Lalu keterikatan batin, nilai dan pengetahuan yang di transfer olehnya mengalir begitu saja dalam nadimu..., sama sebagai yg dialami orang lain..., siapapun juga, termasuk aku...

Salahkah bila engkau memilih untuk tetap atau bergeser wahai sahabatku..., bukankah telah kita saksikan kekangan yg begitu kokoh telah menyebabkan kita tak mampu bergerak, apa lagi bergeser..., kecuali hanya bagi orang yg merdeka...
(AFOF, CWA, 200316).
(FB)

Tuesday, March 7, 2017

WAKTU

Oleh: A. Fuad Usfa
Ramai2 soal walk out paslon Gub DKI Jakarta Ahok-Jarot pada acara rapat pleno KPU DKI dg agenda penetapan calon Pilkada DKI putaran kedua, saya jadi terbandingkan dg di sini, betapa pandai orang sini memenej waktu, jangankan perkara besar, perkara hari2 saja tak mau menyelisihi waktu, walau hanya ukuran menit, apalagi jam.

Lalu sy teringat juga pertamakali sy datang ke sini dalam rangka lawatan kerja, yaitu di bulan Oktober tahun 2000, kami bersama kawan2 melakukan lawatan ke tiga Universitas, ketua rombongannya pak Dr. Habib Habib Achmad. Saat kami usai acara di Curtin University kami telpon taxi untuk kembali ke hotel di Hay Street. Singkat kata, kami pergi ke tempat dimana telah kami perjanjikan dg sopir taxi, ternyata taxi tidak ada, kami 'planga plongo' di mana sih taxi ini?!. Kemudian pihak Curtin yg memandu kami tanya, janjinya jam berapa?, lalu kami jawab, dan pihak Curtin yg memandu kami bilang, anda telat 5 (lima) menit. Heran bukan...?!, lima menit saja tak mau menunggu, padahal untuk datang ke tempat yg dijanjikan itu pemandu taxi harus mengeluarkan tenaga, waktu dan bensin (uang).
Maka setiap sy lewat di Curtin, melintas di tempat itu, selalu saya ingat kawan2 kala itu, ditinggal taxi, gara2 telat 5 menit.

#Oh KPU DKI kononnya satu jam, masih santai jua. #tapi aku paham, namun aku berpendapat tak semestinya terjadi.

(AFOF, Cannington WA, 7 Maret 2017)
(FB)

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...