Wednesday, August 11, 2010
2 little Australians
(Alba Fuad)
In the country side, there live a brother and sister, their name was Thomas and Stefani. They’re always polite, kind and generous. They lived with their father and mother. One day their father was sick and they helped their mother to take care of their father. Every week Stefani help her mother making sure her father have been taking care of properly and have been taking his medicines and Thomas help his mother by making sure his father had enough water in the morning, afternoon, evening till night.
"Will father be alright?" asked Stefani, her mother sigh and looked at both Thomas and Stefani,
'Well........., just as long as we take care of him properly he might be alright." their mother answered, Thomas and Stefani looked down on their feet and their mother gave them a huge hug.
"I'll make sure he'll be alright, ok."
The next morning Thomas took his father water bottle and filled it up with water and Stefani waited patiently until her brother come back with a water bottle filled with water and until her father finish his breakfast so that he can take his medicine. Their father smiled at his two children and his wife then drank the medicine.
In the afternoon they all went to father's bedroom and found that he was asleep,
"Father, I’m sorry to have to wake you up but it's time for you to take your medicine," Stefani said but her father won't wake up.
"Mum..." stammered Stefani, her mother hugged her and Thomas called the ambulance. WIUW WIUW, the siren of the ambulance went, they were on the way to the hospital.
In the hospital they all waited patiently for the doctor. About fifteen minute later the doctor came,
"Is he alright doctor?" asked Thomas
"How is he doing?" asked their mother
"Is he okay?" asked Stefani, apparently the doctor shook his head and said,
"I'm very sorry but we just can't do anything about it. It isn't your fault though, you guys took care of him very kindly and you called us as soon as you knew he wouldn't wake up and didn't brief."
Their mother had a watery eyes and one tear fell on Stefani's hair,
"Oh mother, it's alright, we did try our best," said Stefani, even though that she said that she was also crying.
"Oh, thank you dear, I love you guys, and you know that right," sobbed their mother.
A few weeks later they continued having their happy life but they were also a little sad by the reminder of their father. The bedroom was their treasured, they loved it very much and some of father's clothes were given to the donation but some were kept as their treasured. They still laughed together, cry together and always make sure they were always staying together.
Tuesday, August 10, 2010
RAMADHAN DI WESTERN AUSTRALIA
Sebagaimana dalam masyarakat Islam pada umumnya penentuan awal puasa Ramadhan di Western Australia ada yang mengunakan metode Hisab maupun Ru’yat. Umumnya hal tersebut tergantung pada kebijakan masing-masing masjid, sebab masjid di sini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Kalau di Indone
sia orang bisa bertanya bagaimana menurut pemerintah, Muhammadiyah, NU, Hisbuttahrir, dan sebagainya, maka di sini menurut masjid mana?, Thornlie, Town, Rivervale, Rockingham, Hepburn, Mirrabooka, Washpool, dan sebagainya. Demikian juga jumlah rakaat dalam shalat taraweh, serta bacaan surah al-Qur’an dalam taraweh apakah akan menghabiskan tiga puluh juz dalam sebulan?. Biasanya kalau menghabiskan tiga puluh juz dengan cara membaca mushaf. Ceramah ataupun hutbah di sini tidak ada sensor, oleh sebab itu ada juga yang tanpa teks.Puasa tahun ini bertepatan dengan penghjung musim dingin, maka waktu malam lebih panjang daripada waktu siang, dan waktu malam akan lebih panjang lagi manakala bertepatan dengan pangkal musim dingin, sebaliknya manakala bertepatan dengan musim panas maka waktu siang akan lebih panjang daripada waktu malam.
Perbauran komunitas Bawean adalah dengan komunitas Melayu maupun Kokos, hal tersebut dapat dimaklumi oleh sebab mereka datang ke Australia Daratan setelah terlebih dahulu settle di Christmas Island sebagai komunitas muslim di pulau itu, sehingga mainstreamnya sebagaimana yang telah terbentuk di sana. Pada setiap weekend biasa diadakan jualan beragam makanan untuk berbuka, dan weekend menjelang Idul Fitri juga dijual beragam kue-kue Hari Raya, biasanya diadakan di area luar Masjid serta di hall. Rumah-rumah makan halal akan dipenuhi pembeli di waktu hendak berbuka. Pengusaha rumah makan halal berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapore, Turki, Libanon, Afganistan, dan sebagainya.
Masyarakat muslim di sini mayoritas adalah penganut Suni. Mereka berasal dari Libanon, Turki, Indonesia, Malaysia, Singapore, Afganistan, Mesir, dan sebagainya, disamping terdapat pula penganut Syi’ah yang umumnya berasal dari Iran.Sebagai Negara sekuler pemerintah tidak turut campur dalam hal yang berkaitan dengan pandangan keagamaan dan kebebasan beragama. Untuk menjalankan tata ajaran agama diserahkan sepenuhnya kepada setiap warga.
Keterangan Foto (dari kiri atas): 'Masjid Perth', 'Masjid al-Majid, 'Masjid Rivervale' , 'Salah-stu kegiatan santri madrasah Masjid Rivervale', ' Salah-satu kegiatan di Masjid al-Majid', 'Salah-satu kegiatan santri Madrasah Masjid rivervale', 'Kegiatan berjualan untuk berbuka (pada weekend di bulan Ramadhan) dalam rangka merajut kebersamaan di bulan Ramadhan'.
Monday, August 9, 2010
MARHABAN YA RAMADHAN
'PASAR TRADISIONAL’ (MARKET)
DI WESTERN AUSTRALIA
Oleh: Aba
Pasar adalah tempat orang bertransaksi, di situ penjual dan pembeli berpadu. Sebelum dikenalnya mata uang transaksi berupa saling tukar barang, yang demikian itu diistilahkan dengan barter. Setelah uang dikenalkan maka tansaksi jual beli berubah menjadi pertukaran antara nilai uang dan barang, atau antar nilai harga. Masa lalu orang selalu bertansaksi langsung secara fisik, cash, dan biasa
nya saling tawar menawar, namun kini transaksi perdagangan telah begitu maju hingga tanpa yang demikian itu dapat dilakukan, bisa jadi penjualnya di USA sedang pembelinya di Indonesia, pesan makan via telpon bukanlah hal yang aneh termasuk di Indonesia, waktu penulis masih kerja di Indonesia makan siang sering hanya dengan angkat telpon, tentu bukan hanya penulis saja banyak teman yang demikian itu. Walau terdapat berbagai kemudahan semacam itu namun tidak menyebabkan pasar menjadi sepi, sebab pasar juga mempunyai fungsi tak kentara yaitu fungsi rekreatif. Di pasar kita bias duduk santai, berjumpa dengan kawan, tawar menawar sambil bercanda, ngrumpi tak kentara, di pasar modern manakala musim panas kita bisa menikmati AC gratis, di musin dingin bisa menikmati heater gratis, kata lagu jawa kita bisa pula sambil ngumba moto, ya.., banyak ragam bentuk dari fungsi rekreatif ini.
Manakala di masa lalu area pasar tidak seberapa luas, bahkan ada yang hanya sederet penjual saja di pinggir jalan, kini terdapat pasar yang mega luas, bisa satu kampong hanya untuk area pasar, fasilitasnya pun serba canggih, dari tekelnya yang anti gores kendatipun dengan besi berat sekalipun, lift, escalator, alat pantau keamanan, semua serba komputerisasi, dan lain-lain bahasa yang wah-wah. Walaupun pasar-pasar modern tumbuh di mana-mana, pasar tradisional tetap eksis dengan nuansanya tersendiri. Berbagai bentuk kemasan pasar tradisional pun dikenalkan para pengusaaha, dari yang tetap hingga yang berpindah-pindah, dari yang tujuh hari buka dalam satu minggu hingga yang hanya sebulan sekali saja, ada pula pasar yang hanya buka menurut perhitungan hari di jawa, yaitu pasar kliwon, paing legi misalnya, ada pula pasar malam yang hanya musiman saja. Di Western Australia ‘Pasar Tradisional’ atau Mareket tidak selalu buka dalam tiap harinya, ada yang buka Kamis, Jum’at, Sabtu dan minggu saja, ada yang Sabtu minggu saja misalnya, atau bahkan ada yang hanya sebulan sekali saja, di ambil waktu di hari Sabtu minggu pertama awal bulan. Beraneka ragam yang dijual, beraneka ragam yang dijual, aeranya cukup luas. Sebetulnya apa yang dijual dalam dan atau di ‘Pasar Tradisional’ juga terdapat di pasar modern, namun nuansanya amatlah berbeda, sehingga alam kejiwaan kita menangkap sebagai keasyikan, keindahan, kesyahduan, dan atau bahasa apa lagi yang menggambarkan kebersahajaan, terdapat juga yang digelar di area terbuka. Tak tahulah bagaimana penulis harus menggambarkan suasana alam kejiwaan kita kala memasuki area pasar tradisional ini, hanya bisa kita rasakan manakala kita mengunjunginya sendiri. Bisakah dicontoh di negeri kita demi menambah percepatan perputaran uang, khususnya di kalangan pengusaha kecil dan menengah?. Dulu di Bawean ada yang namanya pasar malam, di Malaysia hingga kini ada pasar malam, yang aku tahu di Rawang Slangor.
Yah…, namanya aja mimpi…, dari orang yang mencoba membanding-banding, kalu-kalau mungkin dapat memberi inspirasi.
Friday, August 6, 2010
KETURUNAN ORANG BAWEAN PERTAMA DI OZZI DARATAN
YANG PERTAMA BERDOMISILI DI AUSTRALIA DARATAN
Oleh: Aba
Manakala kita menoleh pada lintasan sejarah, ternyatalah betapa keberadaan kita adalah merupakan bagian dari matarantai dalam rangkaian yang telah dirangkai
Keterangan Foto: Sabaruddin bin H. Muhammad Isa. Pembawaan beliau tenang.
oleh orang-orang terdahulu. Demukian pula dengan dengan keberadaan berbagai corak-ragam generasi demi generasi yang mendiami bumi Australia. Telah tercatat oleh tangan pengamat sejarah bahwa benua Australia telah dihuni oleh orang-orang Aboriginal sekitar 60.000 tahun yang lalu, diantara mereka mencatatnya sebagai rentangan ras Negroid disamping terdapat pula yang mengatakan sebagai ras Australoid.
Keterangan Foto: Abdul Samad bin H. Muhammad Isa. Beliau pandai bermain pencak.
Kedatangan orang-orang dari Sulawesi Selatan (ras Mongoloid) yang kemudian berbaur dengan penduduk asli baru pada abad ke tujuh belas, yang kemudian kedatangan orang kulit putih (ras Caucasoid) bermula pada memasuki akhir abad ke delapan belas (1770), yangmana kedatangan Kapten James Cook telah dikategorikan sebagai peletak dasar settlenya orang kulit putih di Australia hingga pada pembentukan Negara modern Australia.
Adapun kedatangan orang-orang Bawean ke Daratan Benua Australia bermula pada paruh decade tujuh puluhan di abad dua puluh, yang sepanjang pengamatan penulis dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu yang berasal dari ayah dan ibunya berasal dari Bawean serta yang berasal dari ibu orang Bawean sedang ayahnya adalah orang Melayu. Pada kategori pertama, dalam pengamatan penulis adalah Abdul Ghani bin H. Abdul Majid bersama saudara kandungnya yang bernama Puat bin H. Abdul Majid. Mereka memasuki Australia Daratan pada tahun 1975. Sedang pada kategori kedua adalah Abdul Samad bin H. Muhammad Isa bersama saudara kandungnya yang bernama Sabaruddin bin H. Muhammad Isa yang mula memasuki Australia Daratan pada bulan Juli 1974. mereka semua beranjak ke Australia Daratan setelah sebelumnya settle di Christmas Island, dan kini mereka semua berdomisili di Western Australia.
Thursday, August 5, 2010
PERPUSTAKAAN GOSNELLS WA
Perpustakaan adalah merupakan pusat pengetahuan. Dikatakan pusat pengetahuan oleh sebab di sanalah berbagai pengetahuan dapat kita akses. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa via perpustakaan dalam masyarakat kita sering masih dalam konteks wacana.
Oh iya…, di sini banyak terdapat perpustakaan, semua dengan fasilitas yang modern dan dengan mudah kita dapat menjadi anggota di berbagai (di banyak) perpustakaan, termasuk di perpustakaan Nasional di Pusat Kota (Capital). Perpustakaan yang paling dekat dengan domisiliku adalah perpustakaan Gosnells (Gosnells Knowledge Centre). Di perpustakaan inilah selalunya tempat kami banyak belajar pengetahuan selama di Australia, berbagai bacaan tersedia, termasuk buku-buku yang berbahasa Indonesia, Melayu dan berbagai bahasa di dunia. Tersedia fasilitas untuk segala usia, dari usia pra sekolah hingga manula, tersedia komputer dengan akses internet, CD baik lagu-lagu maupun felm, semua free, kecuali e-mail, mungkin oleh sebab e-mail itu sifatnya yang pribadi dan tidak bersifat pengembangan pengetahuan. Full AC untuk musim panas dan heater untuk musim dingin, serta pelayanan dari para karyawannya yang amat bagus dan manusiawi (aku tidak melebih-lebihkan), dan memang pelayanan publik semacam ini sudah lumrah di sini, yang masih menjadi 'barang mahal’ dan langka di negri kita. Sebagaimana perpustakaan pada umumnya di sini, bahwa di perpustakaan Gosnells ini sering pula dijual buku-buku murah hingga seharga lima puluh sen saja.
ORANG BAWEAN DI MANDURAH WA
KETURUNAN ORANG BAWEAN DI KOTA SATELIT
MANDURAH WESTERN AUSTRALIA
Oleh: Aba
Sulaiman bin Abdurrakhim sebelum masuk ke Australia Daratana berdomisili di Christmas Island, dan sebelumnya lagi di Singapore. Beliau masuk Christmas Island pada tahun 1958 dan masuk Australia Daratan pada tahun 1976. Kini beliau berdomisili di Mandurah. Mandurah adalah sebuah Kota Satlit yang indah, ia merupakan kawasan wisata yang menarik, di sinilah antara lain festifal kepiting (crab festival) di adakan dalam setiap tahunnya. Bila hendak ke Mandurah menyenagkan bila naik Kereta api, ambil tiket one day, sampai di Stasiun Kereta Api Mandurah pindah naik Bis (free), kita akan dapat menikmati indahnya kawasan itu dengan berbagai fasilitas dan obyek-obyek yang menarik, sungai dan pantainya begitu teduh, tempat-tempat makan minum yang bernuansakan keindahan alamiyah berpaadukan dengan alam modernitas.
Beberapa kali Sulaiman Bin Abdurrakhim telah berkunjung ke Bawean, beliau masih keluarga juga dengan K.H. Buang Langgundi, beliau banyak berbincang tentang KH. Buang. Bila terbaca blog ini tak lupa salam buat KH. Buang yang dikaguminya, demikian pula beserta segenap keluarganya.
Wednesday, August 4, 2010
KENDURI KEMATIAN
DI WESTERN AUSTRALIA
Pada komunitas Melayu, Kokos dan Bawean pada khususnya atau bagi mereka yang berbasis Christmas Island pada umumnya setiap terjadi kematian dalam keluarga selalu diadakan pembacaan Surah Yasin, Tahlil dan Do’a Arwah, yang biasanya hari pertama hingga ketujuh diadakan setiap hari, kemudian nantinya pada hari keempat puluh, dan seterusnya sebagaimana yang kita kenal pula di antara kalangan masyarakat Islam di Indonesia.
Demikian pula atas wafatnya bapak H. Muhammad Isa bin Sulaiman, pembacaan Surah Yasin, Tahlil dan Do’a Arwah diadakan hari pertama hingga hari ketujuh. Nampak dalam foto, yang hadir dari berbagai kawasan seperti Mandurah (lk. 55 menit bila dengan perjalanan mobil lewat high way yang berkecepatan 100km/jam), Rockingham (lk. 45 menit bila dengan perjalanan mobil lewat high way yang berkecepatan 100km/jam), Fremantle (lk. 55 menit bila dengan perjalanan mobil lewat high way yang berkecepatan 100km/jam), Hepburn (lk. 50 menit bila dengan perjalanan mobil lewat high way yang berkecepatan 100km/jam), Mirrabooka (lk. 35 menit bila dengan perjalanan mobil lewat high way yang berkecepatan 100km/jam), serta kawasan sekitar dengan jarak yang lebih pendek lagi. Di antara mereka Nampak Imam Masjid Rivervale (yang memimpin acara), yaitu Al-Ustadz H. Abdul Jalil, Presiden Masjid Rivervale, yaitu encik H. Usman, serta Presiden Masjid Al-Majid, yaitu encik H. Syamsuddin. Berhubung domisili yang saling berjauhan itu maka biasanya diadakan shalat berjamaah, dan Nampak jama’ah hingga ke halaman rumah. Nampak pula orang Bawean dan keturunan orang Bawean kelahiran Singapore, Christmas Island maupun kelahiran Australia Daratan (Benua).
NUANSA KEGELAPAN
Kegelapan dapat mencipta ketakutan,
oleh sebab takut itu maka manusia mencari perlindungan,
maka bermohonlah mereka pada yang ditakutinya itu agar ketakutan dapat teratasi, sehingga dengan demikian harapan rasa tentran akan didapati,
dengan demikian lalu patuh dan sujudlah mereka padanya;
perhatikan sikap mereka terhadap tempat-tempat angker, keramat, pepohonan besar nan menyeramkan, sungai besar, goa, dan sebagainya.
Mengapa?!!, karena itu diantara yang ditakuti.
Maka sesajen-sesajen dan persembahanpun diciptakan dalam berbagai rupa bentuk dan sifatnya.
Tuesday, August 3, 2010
NUANSA FLEXIBILITAS
Oleh: Aba
Manakala hendak masuk waktu shalat, atau telah masuk waktu shalat, sedang makanan telah siap dihidangkan di hadapan kita, entah acara apalah…, entah dalam bentuk prasmanan, lesehan atau apalah…,sering muncul pertanyaan ‘makan dulu ataukah shalat dulu…?!’. Kawan-kawan di Indonesia (baca: di Malang) biasanya dengan nada bercanda, pertanyaan tersebut selalu dijawab dengan pertanyaan juga, yaitu ‘mana yang mesti kita pilih, makan ingat shalat ataukah shalat ingat makan…?!’, dalam hal ini yang bermain adalah logika. Bukan hanya di Malang saja pertanyaan yang sama muncul, yang aku tahu diberbagai kawasan, termasuk juga di Australia. Biasanya pertanyaan tersebut muncul oleh sebab waktu yang tanggung-tanggung. Sebetulnya di samping jawaban lewat logika seperti tersebut di atas, manakala kita mau membuka kitab fiqh maka terdapat nash yang bisa dijadikan rujukan normatif, yaitu sabda Rasulullah SAW, bahwa ‘la shalata bi hadhratith tha’aam’, terjemahnya ‘tidak ada shalat di hadapan makanan’, lengkapnya (terjemahnya) sebagai berikut: ‘Kata Aisyah RA, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, tak ada shalat di hadapan makanan dan tak ada shalat di kala sedang dipengaruhi oleh desakan buang air besar atau air kecil’. (Hadist Riwayat Muslim dari Aisyah RA, Bulughul Maram:49, dalam Ash Shiddieqy:170). Juga Rasulullah SAW telah bersabda (terjemahnya) sebagai berikut: ‘Apabila telah disajikan makan malam, maka makanlah dulu sebelum melaksanakan shalat maghrib’. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Aisyah RA, Subulussalam I: 202, dalam Ash Shiddieqy:170).
Berkenaan dengan itu Ash Shiddieqy mengutarakan, bahwa diantara para ulama ada yang mengatakan ‘makan dulu kalau sudah lapar walaupun ke luar waktu’, dengan dasar, bahwa khusu’ itu ruhhusshalah. (ash Shiddieqy:170).
Referensi:
Ash Shiddieqy, TM. Hashbi, Prof. Dr., 1986, Pedoman Shalat, Bulan-Bintang, Jakarta, cet. ke-15
MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN
Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...
-
Oleh: Aba Anekdot sering muncul dalam masyarakat manapun juga. Anekdot memang perlu untuk mengendorkan urat syaraf yang lagi tegang buka...
-
Oleh: Aba Kangguru adalah merupakan spisies binatang mamalia yang terdapat di Australia. Ia telah menjadi maskot negara benua itu. Kaki bel...