Home » TULISAN A. FUAD USFA (AUSTRALIA) » Percikan Mutiara Hikmah
Oleh: Abah (A. Fuad Usfa)
Diangkat dari Tulisanku di Media Bawean
Posted by Media Bawean on Senin, 30 Maret 2009
Media Bawean, 30 Maret 2009
Oleh: A. Fuad Usfa
Perth, 24 Maret 2009
Manusia menapak kehidupan, menyusur waktu membelah ruang, suka-duka, tangis dan tawa silih berganti, roda kehidupan berputar kadang di atas kadang di bawah, tak ada yang kekal padanya, irama kehidupan mengalun bagai simponi, tak hanya melaju searah dan monoton, melainkan bergerak ke segala penjuru, melangkah dengan segala ukuran dan bentuk.
Tiada mahluk yang unik, seunik manusia.
Dalam kompleksitas kehidupan, ketahanan manusia diuji, tapak demi tapak pengalaman diukir dalam ragam bentuk dan warna. Dalam menapak kehidupan itu tak terbilang mutiara khikmah mengitari dan menjelma pada setiap insan, kadang disadari dan kadang pun tidak, berbagai kekuatan dan kelemahan telah menyingkap dan menutup, dan orang bijak berstari mencoba menangkap simpul-simpul sebagai kata kunci, lalu dirangkumnya dalam bentuk kata dan kalimat, yang biasa disebut dengan peribahasa, kata-kata mutiara, pepatah, mutiara khikmah dan lain-lain, sebagai diantaranya penulis nukil barikut:
*) Hai orang-orang yang mencari jernih, jernih yang tak ada kekeruhan padanya, berarti engkau mencari sesuatu yang tak pernah ada, jangan harap usahamu itu akan berhasil; sekali dunia tetap dunia, antara yang hak dan yang batil akan datang silih berganti. (Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu)
*) Aku bermimpi bahwa hidup itu indah, aku bangun, dan menemui kenyataan bahwa hidup itu perjuangan.
*) Jika gagal tujuh kali, bangkitlah untuk yang kedelapan kali. (Peribahasa Jepang)
*) Pohon besar lebih banyak menerima terpaan angin; pohon besar jatuhnya keras; namun, pohon besar tidak akan roboh dengan sekali tebas. (Peribahasa India)
*) Pemimpin harus belajar mengalami kekalahan, dan berani bekerja keras. (Peribahasa Cina)
*) Jika matahari jatuh ke atas kotoran, ia tetap sinar yang sama, tak akan ada pencemaran yang menghinggapinya. (Jalaluddin Rumi)
*) Bagaikan batu karang yang tak terguncang oleh badai, demikian pula para bijaksana, tidak akan terpengaruh oleh celaan dan pujian. (Sidharta Gautama)
*) Orang yang mencari-cari kesalahan orang lain adalah orang yang buta terhadap kesalahannya sendiri. (Mohandas K. Gandhi)
*) Unta tidak pernah melihat punggungnya yang bungkuk, tetapi kebungkukan saudaranya selalu berada di depan matanya. (Peribahasa Arab)
*) Hati-hatilah terhadap seseorang yang memuji secara berlebihan, karena orang tersebut juga akan mencela tanpa batas. (Peribahasa Arab)
*) Jangan membicarakan keberhasilanmu pada mereka yang sedang dirundung gagal; jangan lupakan kegagalanmu pada masa jayamu. (Peribahasa Cina)
*) Maaf akan sempurna, bila suatu kesalahan tidak diingat-ingat lagi. (Peribahasa Arab)
*) Taburkan hari ini aksi, besok akan engkau dapatkan kebiasaan, taburkan hari ini kebiasaan,besok akan engkau dapatkan sifat, taburkan hari ini sifat, besok akan engkau dapatkan kepribadian. (peribahasa Inggris)
*) Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan sebagai orang yang bijaksana; tapi bila orang bodoh menganggap dirinya bijaksana, maka sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh. (Sidharta Gautama)
*) Bila orang bodoh maju memimpin, orang pandaipun akan diperbodoh.
*) Ilmu dapat ditiru, sedang nasib tak ‘kan dapat ditiru. (Peribahasa Jawa)
*) Kemalangan dapat menjadi jembatan keberuntungan. (Peribahasa Jepang)
*) Kelemahan yang berlebihan sama buruknya dengan kekuatan yang berlebihan. (Peribahasa Cina)
*) Orang yang mempunyai kekuasaan, cenderung menyalah gunakan kekuasaannya; namun orang yang mempunyai kekuasaan mutlak, pasti menyalah gunakan kekuasaannya. (Lord Acton)
*) Jek nga bukkak sewek, sa gitakna nga bukkak langngek; jek nga bukkak langngek, sa gitakna andik bekal. (Peribahasa Bawean)
*) Orang yang pandai sering merasa khawatir, orang yang setia sering mendapatkan pekerjaan terlalu banyak. (Peribahasa Cina)
No comments:
Post a Comment