Oleh: A. Fuad Usfa
Ramai2 soal walk out paslon Gub DKI Jakarta Ahok-Jarot pada acara rapat pleno KPU DKI dg agenda penetapan calon Pilkada DKI putaran kedua, saya jadi terbandingkan dg di sini, betapa pandai orang sini memenej waktu, jangankan perkara besar, perkara hari2 saja tak mau menyelisihi waktu, walau hanya ukuran menit, apalagi jam.
Lalu sy teringat juga pertamakali sy datang ke sini dalam rangka lawatan kerja, yaitu di bulan Oktober tahun 2000, kami bersama kawan2 melakukan lawatan ke tiga Universitas, ketua rombongannya pak Dr. Habib Habib Achmad. Saat kami usai acara di Curtin University kami telpon taxi untuk kembali ke hotel di Hay Street. Singkat kata, kami pergi ke tempat dimana telah kami perjanjikan dg sopir taxi, ternyata taxi tidak ada, kami 'planga plongo' di mana sih taxi ini?!. Kemudian pihak Curtin yg memandu kami tanya, janjinya jam berapa?, lalu kami jawab, dan pihak Curtin yg memandu kami bilang, anda telat 5 (lima) menit. Heran bukan...?!, lima menit saja tak mau menunggu, padahal untuk datang ke tempat yg dijanjikan itu pemandu taxi harus mengeluarkan tenaga, waktu dan bensin (uang).
Maka setiap sy lewat di Curtin, melintas di tempat itu, selalu saya ingat kawan2 kala itu, ditinggal taxi, gara2 telat 5 menit.
#Oh KPU DKI kononnya satu jam, masih santai jua. #tapi aku paham, namun aku berpendapat tak semestinya terjadi.
(AFOF, Cannington WA, 7 Maret 2017)
(FB)
No comments:
Post a Comment