By: Kookaburra (A. Fuad Usfa)
Suasana indah dari dasar hati anak manusia bersemai menyeruak di berbagai sudut. Suasana batin atas balutan spiritual yang menjadi anutan masyarakatnya. Menyebar bagai keharuman bunga di musim semi.
Tatkala insan memaknai Tuhan adalah Dzat nan penuh kasih, maka sikap insanpun akan dihiasi kasih. Begitulah tabiat pemaknaan. Ia akan berimbas pada perilaku, tidak bisa tidak, karena perilaku adalah buah daripada konsep.
Seorang kawan saya yg juga dari Indonesia bercerita, bagaimana ia merasakan suasana di bulan2 menjelang Natal. Seakan orang2 di sini ingin berlomba2 mengejar kesempurnaan kebaikan terhadap sesama, di sana sini nampak siraman kasih mereka.
Kawan saya itu pernah bekerja sebagai pengantar barang2 (paket kiriman) ke rumah2. Pekerjaan itu sdh lama ia tekuni. Ia begitu suka dg pekerjaannya itu. Baginya serasa hanya itu kerja yg paling cocok untuk dirinya. Baginya bidang kerjanya itu adalah bidang kerja yg memberi kemerdekaan bagi dirinya. Kerja sendiri, bisa mengatur waktu sendiri, enjoy..., yaaa..., pendek kata baginya itu suatu kemerdekaan tersendiri dalam melaksanakan tugas kerja.
Suatu ketika, saya diajak jalan2 mutar2 kawasan Perth yg begitu luasnya. Saya heran juga, hingga jalan2 pelosok pun ia tahu, tanpa melihat peta ataupun GPS.
Dengan gambaran itu kita bisa tahu, bahwa ia berinteraksi langsung dg masyarakat di sini. Dan lebih dari itu, orang tua angkatnya pun adalah orang asal Kanada. Jadi dengan demikian tentu ia tahu persis tentang kultur masyarakat sini.
(Cannington WA, 26 Desember 2017)
(BERSAMBUNG)
No comments:
Post a Comment