Oleh: Aba
Di suatu pojok dunia
Seorang pinggiran melangkah gontai
Sedih dan dukanya dibalut suka
Tangisnya dibalut senyum dan tawa
Bagai tiada mengenal sedih dan duka serta tangisan
Seorang pinggiran terus melangkah gontai
Yang jejak langkahnya hanya nampak dua belah kaki saja
Yaitu kakinya sendiri
Tiada yang menyertai
Rapuh belulang
Dan tirta raganya yang tersisa
Dipertaruhkan
Untuk meraih cucuran berkah
Sebelas dari kasihNYA
Seorang pinggiran terus melangkah gontai dan gontai
Yang berkata hanya untuk berkata
Sekadar yang ia tahu
Kalau mungkin kan punya makna
Seorang pinggirang terus melangkah gontai, gontai dan gontai
Dengan pikirnya ia merangkai kata
Dari sumber getaran kalbunya
Seorang pinggiran terus dan terus melangkah gontai, gontai dan gontai
Sambil berkata
Berkarya baik hal yang mulya
Apapun pangkat, kedudukan
Ya…, apapun status sosialnya
(Gosnells WA, Medio Juni 2010)
==
No comments:
Post a Comment