Perth, Medio Juni 2010

Keterangan Gambar: Dari kiri ke kanan,
Aku, Tongat, Sumali, Perwakilan LDF, paling belakang Sidik Sunaryo
dalam salahsatu kegiatan Nasional.
2. Di tahun 2005 aku (seorangan) melakukan lawatan kerja ke suatu Negeri, diantaranya aku mengunjungi organisasi Advokat tingkat Nasional, aku baru tahu tingkat pimpinan didominasi kalangan non pribumi (--perlu ditekankan disini, bahwa aku tidak mempermasalahkan pri dan non pri, sebab profesionalisme tidak mengenal pembedaan itu, hanya saja aku sekedar mengungkap apa adanya yang ada dilapangan saja--), dengan realitas itu aku tanya pada kawanku (Advocate And Solicitor), mengapa orang awak minim di struktural? (hanya sekedar ingin tahu), dan beliau menjawab, ‘sebab sudah ‘adat’ tak suka bila saudaranya berjaya, bahkan belum merasa puas kalau belum menjatuhkan saudaranya. Makna yang aku tangkap yaitu nafsu saling menjatuhkan sesama demi status.
3. Juga di tahun 2005 aku bertiga bersama Sumali (sekarang Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum UMM) dan Tongat (sekarang sedang menempuh program Doktor/S3 di Universitas Diponegoro Semarang) hendak melakukan lawatan kerja ke Batam, Singapore dan Malaysia, hendak berangkat via Bandara Juanda Surabaya, tiket pesawat pesan jauh hari pada orang Bawean, aku tinggal telpon aja. Okay…, tiba tanggal mainnya, dari Malang berangkat jam 02.30 dini hari naik trevel, sampai di Juanda…, aduh…, tiket tidak dapat, katanya diambil orang…, ya…, apa boleh buat, balik ke Malang naik taxi…!!!, lumayan pagi-pagi ngelencer ke Juanda…!!!

6. Aku bersama Sidik Sunaryo (sekarang Dekan Fakultas Hukum UMM) serta beberapa kawan melakukan advokasi di luar kota, kejadian tersebut kira-kira tahun 1995, yaitu kasus a susila, tersangka bersikeras, bahwa ia telah menikah, maka itu tidak ada a susila…!!!. Kala ditanya dimana menikahnya, ia jawab di Bangil…, kala ditanya lagi, okay…, di Bangil…, di Bangilnya di mana, di rumahnya sifulan misalnya…,?’, ia jawab, ‘di dalam mobil bersama kawan-kawan….!!!’.
No comments:
Post a Comment