Pembelajaran
PASUTRI PEMBUAT VAKSIN PALSU DAN SEMBAHYANG
Oleh: A. Fuad Usfa
Sy membaca bahwa pembuat vaksin palsu dikenal rajin shalat... Telah latah dalam masyarakat kita, bahwa simbol2 itu betapa bermakna tiada tara..., orang2 begitu terperangkap dg simbol2..., simbol adalah permukaan, namun telah diangkat derajatnya menjadi inti, sebagai roh segalanya...
Mengait2kan pembuatan vaksin palsu dg sembahyang itu tidak konteks... Sembahyang yg kita lakukan di tengah2 khalayak ramai adalah memuat makna simbol, simbol ketaatan, pengabdian pada Tuhan, sedang pembuatan vaksin (dhi, palsu) adalah perilaku ekonomi (dhi, yg curang). Tentu beda... Tak bedanya juga dg para koruptor... Kita selalu digiring2 ke alam hayal yg tentu tak dapat diukur, memutlakkan keberadaan alam khayal kita, kita tak mau untuk berpijak di bumi, selalu digiring pada alam yg abstrak tanpa ujung...
Dari hal itu sy bisa memahami mengapa orang2 sibuk mengkait2kan..., selalu mengkait2kan... Sesungguhnya pembuatan vaksin palsu dan sembahyang tidak ada kaitannya, walau tentu bisa dikait2kan, dan itu sangat mudah dilakukan oleh siapa saja..., jalannya gampang saja, dan sangat sangat sangat dan sangat gapang, yaitu jalan normatif..., tinggal menambahi dg bumbu yg sangat sedap..., menina bobokkan orang yg malas berpikir dan yg terbius... Sama halnya juga mengait2kan antara sembahyang dan prestasi di bidang olahraga misalnya yg juga diumbar2 di media2 sosial kita..., (baca ulang tatkala Rio siap2 berlaga misalnya)..., olahraga persoalan bakat..., bakat bisa dibina dg berbagai faktor pendukung, termasuk finansial tentunya..., ini bisa diukur... Tapi orang2 kita latah, dikait2kannya dg keberagamaan kita..., lalu membikin spikulasi2 yg tak mungkin dapat diukur, kalau meleset tinggal mencari pembenaran, tentu yg demikian itu sangat sangat sangat dan sangat mudah dilakukan oleh siapa saja... Kalau ketepatan berhasil disebutnyalah sebagai bukti kebenaran..., lalu diumbar2kan... Itu tidak ada kaitannya, kalau itu dipahami sebagai keterkaitan tentu orang lainlah yg lebih benar, sebab mereka lebih mendominasi, di bidang olah raga apa saja... Demikian pula di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang menigerial..., dll... Dari sini pulalah saya bisa memahami mengapa kita begitu mahir sebagai ahli klaim...
(FB)
No comments:
Post a Comment