Oleh: A. Fuad Usfa
YANG TERCECER
Aku menemukan torehanku, entah tahun berapa ku torehkan, judulnya 'Kenangan Di Pulauku, ('Aku Anak Jaman'), dan ada beberapa Sub Judul, diantaranya 'Aku Anak Surau'. Bersama ini aku tayang deh, apa adanya tanpa diedit, hehe..., bila sudi boleh baca dan bila tiada sudi pun tak apa..., cool, :)
AKU ANAK SURAU
Suatu saat
Ku terkenang masa lalu
Tat kala di masa aku kecil
Di pulau ku tiada sinar listrik
Gelap gulita menyelimutinya
Sebelum masuk saat maghrib, aku,
Sebagaimana teman sebaya ku
Wajib pergi ke surau untuk mengaji
Aku harus membawa obor atau lampu senter
Aku wajib shalat berjamaah di surau
Setelah itu aku harus belajar mengaji
hingga masuk waktu isa’
akupun wajib shalat isa’ berjamaah
Setiap hendak mengaji
Kami rebutan tempat
Untuk dapat urutan pertama
Untu itulah kami punya tradisi
Siapa menggelar tikar
Dialah yang mengatur dan menentukan
Siapa giliran pertama, kedua dan seterusnya
Oleh itu berlombalah kami
Untuk menggelar tikar
Tapi itu ternyata tiada mudah
Kadang ba’da ashar tikar telah tergelar
Ba’da magrib kami mulai mengaji
Akupun mesti tidur di surau
Sebagaimana pula teman sebayaku
Tak ada kasur, dan kadang bantalpun tiada
Gelap gulita bagai di goa
Dikala menjelang subuh
Aku harus bangun, lalu
Pergi ke sungai membawa obor
‘tuk mengambil air wudhu
demi menunaikan shalat subuh berjamaah
Di keremangan pagi nan segar
Aku belajar mengaji lagi
Sebagaimana lazimnya,
Satu persatu digilir sesuai urutan
Kanan-kiri, kanan kiri
Hingga pada giliran terakhir
Di kala mengaji subuh
Siapa yang paling akhir
Dialah yangg harus mengemas tikar.
Aku adalah anak surau.
(BERSAMBUNG)
No comments:
Post a Comment