(Menelusur Ayat-ayat Kauniyah)
PENGENDARA SEPEDA
Oleh: A. Fuad Usfa
Sabtu, 13 Juni, pada jam 8.27 am kami berdua beranjak dari rumah menuju Kardinya, rumah tinggal anakku.
Hujan gerimis membasahi bumi, suhu udara berkisar kira-kira di bawah 15 derajat C. Angin sertiup sepoi-sepoi.
Seperti biasa, jalanan lengang, tak banyak kendaraan yang lalu lalang.
Tidak sampai sepuluh menit kemudian kami memasuki Highway.
Di situ aku melihat seorang mengendara sepeda balap lengkap dengan ‘kostumnya’. Sesaat kemudian saya melihat hal yang sama, yaitu seorang mengayuh sepeda balap, juga lengkap dengan ‘kostumnya’. Untuk yang kedua ini sedang berhenti di traffict light menunggu lampu berwarna hijau.
Hujan masih tetap gerimis sedikit agak lebat. Sekitar lima menit kemudian aku lihat pemandangan yang sama, lagi-lagi seorang mengendara sepeda, kali ini sepeda gunung.
Membayangkan tentang keadaan si pengendara sepeda itu tentu kita akan menyimpulkan bahwa pakaiannya tentu basah semua.
Akankah kita risau dengan mereka?.
Tentu tidak perlu, sebab mereka punya pertimbangan tersendiri.
Meraka tentu lebih paham tentang diri mereka dari pada kita.
Bila kesimpulan itu yang kita pegang berarti kita telah percaya pada orang sebagaimana kita percaya pada diri kita sendiri. Membarikan hak orang lain sebagaimana memberikan hak atas hak kita sendiri.
Beragam contoh lain dalam kehidupan kita sehari-hari yang tentu kita jumpai.
Kita perlu belajar dari ayat-ayat kauniyah dalam berbagai kehidupan yang lebih luas.
(BERSAMBUNG)
(Cannington WA, 19 Juni 2020)
No comments:
Post a Comment