Oleh: A. Fuad Usfa
(Cuplikan dari tulisan saya yang berjudul ‘Paham Kebenaran Korelasinya dengan Keberagaman’. Dengan revisi tertentu)
Terdapat dua alam yang melingkupi manusia, yaitu alam fitrah dan alam bentukan.
Keberadaan kita tidak terlepas daripadanya. Alam bentukan tidak terlepas dari pengetahuan kita, yang kemudian membentuk pemahaman, lalu aksi, lalu kebiasaan, dan menjelma menjadi sifat dan keperibadian, yang dari situlah terbentuknya kebudayaan hingga peradaban.
Pengetahuan itu terdapat sumber-sumbernya, makin terdapat keberagaman sumber makin membentuk keberagaman pengetahuan, lalu keberagaman pemahaman, dan seterusnya. Persoalannya hanya pada aspek signifikansinya.
Kala dulu manusia hidup masih sederhana, hidup dilingkungan keluarga yang terbatas, maka mereka hanya menangkap pengetahuan itu sebatas yang datang dari keluarga.
Demikian juga tatkala manusia hidup dalam lingkup masyarakat adat, mereka hanya mampu menangkap pengetahuan sebatas yang ditransfer oleh tokoh dan masyarakat adat itu.
Demikian seterusnya.
Makin terdapat keberagaman sumber, maka makin beragam pengetahuan yang diserapnya. Makin kompleks kehidupan sosial manusia, akan makin kompleks pula sumber pengetahuan itu.
Bila mereka menutup diri, maka akan tertutuplah keberagaman pengetahuan itu.
Jadi hakekatnya bukan karena pengetahuan itu terbatas, melainkan karena pilihannya saja yang terbatas dan/atau memang membuat batas, atau bahkan menutup.
Bukan salah ibu mengandung.
(Cannington WA, 9 Mei 2020)
Ed.rev.
No comments:
Post a Comment