Oleh: A. Fuad Usfa
Tadi malam saya mengikuti seminar. Dibahas pula tentang teori big bang. Bermula dari ledakan yang dahsyat, kemudian terciptalah ruang, waktu, materi, dan energi. Alam semesta ini berevolusi, makin membesar. Terdapat tiga evolusi, yaitu evolusi kosmos, kimia, serta biologis.
Teori sebab akibat. Keberadaan alam semesta merupakan akibat dari adanya sebab.
Teori big bang hanya berbicara tentang ‘law’. ‘Hukum’ tentang terciptanya semesta, di situ tidak bicara tentang ‘agency’, tentang siapa yang berada di balik itu. Ia hanya memaparkan tentang kejadian semesta.
Dari situ antara lain kita dapat menyimpulkan, bahwa semesta adalah tidak kekal adanya, oleh sebab ada permulaannya.
Bagaimana ‘benda’ itu bisa meledak?, apakah ia berasal dari ketiadaan?. Mungkinkah ketiadaan memunculkan keadaan (‘sesuatu yang ada)?.
Nothing menjadi something, dan menjadi someone pula.
Benda hiduppun berasal dari benda mati, yang berevolusi dalam rentang masa yang panjang.
Tentu diutarakan berbagai pandangan, dari yang theis, agnostik, apateis, hingga atheis.
Pihak atheis berpandangan bahwa dari benda mati bisa berevolusi menjadi benda hidup, Sesuatu yang tidak berpikir bisa menjadi berpikir, sesuatu yang tidak personal bisa menjadi personal (punya kehendak), sesuatu yang bendawi bisa menjadi ‘benda’ moral. Kalangan theis berpendapat sebaliknya.
Apakah keberadaan teori big bang bertentangan dengan agama?. Tentu tidak bisa dengan serta merta dipahami seperti itu, sebab ia hanya memaparkan tentang ‘hukum’ (proses) tentang terciptanya alam semesta.
Bila semesta ini berasal dari ledakan dahsat itu, berarti semesta ini merupakan akibat dari sebab. Pertanyaaannya adalah apakah ‘benda’ (yang meledak) itu sebab awal ataukah akibat?. Kalau seandainya itu adalah merupakan sebab awal, bagaimana mungkin bisa menyebabkan keteraturan dari keberadaan alam semesta?. Sedang keteraturan adalah ujud rancangan. Rancangan adalah dari yang hidup, berpikir, serta personal.
Kalangan theis berpendapat sebab yang awal (causa prima) adalah yang kita sebut Tuhan. Lalu pertanyaanya, apa sebab daripada munculnya Tuhan, dengan kata lain siapa yg mencipta Tuhan?. Pemateri mengutarakan bahwa Tuhan adalah merupakan sebab, bukan akibat dari sebab, maka tidak mungkin adanya sebab dari sebab.
Pemateri mengutarakan tentang pandangan kalangan atheis yang juga tidak terlepas dari pandangan spikulasi yang menjadi ranah supra natural.
Wallahu a’lam bis sawab
(Cannington WA, 8 Agustus 2019)
No comments:
Post a Comment