Friday, May 27, 2016

BALI KATEGORI KOTA ISLAMI

(Ma'arif Institute)
Oleh: A. Fuad Usfa
Sehubungan dg isu yg diangkat 'Maarif Institute' belakangan ini sy jadi pingin nanggapi juga, lalu sy kopi aja komen sy di status sy yg lalu dan sy sesuaikan dg konteks...
Bahwa perkembangan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah begitu pesatnya, di masa Rasulullah belum. Kalau semua dirujuk pada contoh Rasulullah, baik itu fi'li, qauli, maupun takriri, tentu gak mungkin... Ini sy ada cerita: pada th 2000 kawan2 Dekan di lingkungan UMM, termasuk sy Dekan FH, melakukan lawatan kerja ke Perth, singkat cerita begitu sampai di Perth kawan sy Dekan FAI (fakultas Agama Islam) bilang pada sy..., 'wah..., sy menemukan Islam di sini pak Fuad...', katanya; lalu sy bilang Islamnya siapa pak?, sy kira yg paling tahu Islam di Indonesia itu ya Muhammadiyah, ya NU..., sy kok tidak menemukan seperti ini pak...', jawab sy dg mimik tidak serius... Lalu ia bilang..., 'konsepnya pak Fuad...'. Yaaa..., sudah..., kan konsep..., berkenaan dg kebersihan misalnya, tentu sy tdk harus mendebat, apa ada dalil yg membolehkan mengangkut sampah dg kendaraan khusus (yg besar) seperti yg dilakukan di Perth, apa ada dalil tentang TPS (tempat pembuang sampah), apa Rasulullah mencontohkannya misalnya..., ya tentu tidak perlu bertanya seperti itu... Lagi pun sy ini kan agak nyleneh juga..., 'wong hal yg naluriyah kok diatur2, yo ra diatur akan jalan dg sendirinya...', hehe..., :)

Ungkapan2 semacam itu telah lama banyak sy dengar, hingga kini pun, termasuk oleh kalangan kita yg bermukim di sini. Ungkapan dari Muhammad Abduh telah begitu populer di tengah2 kita. Abduh adalah seorang tokoh reformis Mesir yang kemudian pernah berkeliling Eropa. Ia mengungkapkan bahwa ia melihat Islam di Eropa, Inggris dan Perancis khususnya, tapi tidak melihat kaum muslim di sana. Sebaliknya, dia melihat kaum muslim di Mesir (negerinya sendiri), tapi tidak melihat Islam di sana.

Semangat 'Maarif Institute' sama dg ungkapan2 itu semua..., bukan hal yg baru. 'Maarif Institute' melakukan pendekatan keilmuan, di saat kondisi masyarakat kita begitu banyak yg hanya berasyik ria dg pendekatan2 intuitif..., yg selalu sy dengar adalah berbungkus marwah ataupun ghirah buta...
(FB)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...