Saturday, January 6, 2018

KEARIFAN, PENGETAHUAN, KEBENARAN, DAN KEKUATAN

KEARIFAN, PENGETAHUAN, KEBENARAN DAN KEKUATAN
By: Kookaburra

Kearifan itu dimiliki oleh setiap orang. Adapun tingkat kearifan seseorang itu berbeda. Sama halnya dengan pengetahuan. Tingkat pengetahuan itu pun berbeda2. Kearifan dan pengetahuan itu berbeda pula dengan kebenaran, ia berada pada ranah yg berbeda.

Kadang kita tidak mampu membedakan. Dari situ pulalah terbentuknya kelas2 yg bahkan bisa menindas. Dengan kondisi seperti itu yg menyebabkan acap kita tak mampu bersikap fair.

Katakan suatu contoh praktis saja, bagaimana kita memahami anak kita. Bagaimana orang tua/generasi tua memahami orang muda/generasi muda.

Dari itu sebetulnya kita bisa menarik garis ukur. Garis ukur ini dapat kita bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yg bisa diukur (hard) dan bagian yg tak bisa diukur (soft).

Ok..., terhadap hal yg bisa diukur, dengan ukuran yg jelas, tentu kita tidak bisa menolak, mau tidak mau harus menerima realita. Seperti misalnya orang tua sedang mengalami kesulitan dalam menggunakan komputer, internet, termasuk HP, fesbuk, twitter, WA, dll. Dalam hal ini banyak orang tua yg mau tidak mau harus minta tolong pada anaknya, kendatipun anaknya itu baru duduk di bangku sekolah menengah. Padahal dari segi usia tentu si anak jauh berada di bawah orang tua.

Nah sekarang kita banding dengan bagian yg tak bisa diukur (soft), seperti tradisi maupun agama misalnya. Sulit untuk menemukan siapa sebenarnya yg tepat, atau setidaknya lebih tepat?. Dalam hal ini anak selalu berada pada posisi bawah angin. Padahal sebetulnya sama saja kedudukannya antara bagian yg bisa diukur (hard) dg yg tidak bisa diukur (soft) itu.

Sebetulnya hal itu hanya pada persoalan bisa diukur dan tidak bisa diukurnya. Untuk kasus kita di Indonesia misalnya, hal posisi bawah angin itu diperparah dengan ketergantungan yg kuat si anak terhadap orang tua. Dalam skala umum oleh sebab budaya paternal yg sangat kuat.

Bilamana kita bisa mengakui kemampuan akan keunggulan anak terhadap satu hal, mengapa kita berat, bahkan tidak mengakui terhadap hal yang lain?!.

Dari situ bisa kita pahami bahwa kerangkeng2 terhadap individu dan sosial di masyarakat kita muncul oleh sebab aspek yg tidak bisa diukur itu. Sedang hal yg tidak bisa diukur itu hanyalah suatu kemungkinan semata. Adapun dalam pandangan yg dibentuk dalam masyarakat kita adalah bahwa kemungkinan2 itulah yg lalu dipastikan, dibuat pasti.

Maka dengan demikian berlakulah hukum, siapa yg kuat adalah siapa yg menang. Tentu saja hal itu berbeda lagi dari ranah kearifan, pengetahuan, dan kebenaran.
(Cannington WA, 30 Desember 2017)
(FB)

EPISODE KEHIDUPAN

By: Kookaburra

Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, mingu pun berganti bulan, dan bergatilah pula menjadi tahun. Tahapan demi tahapan telah kita lalui.

Peristiwa pergantian adalah bagian dari berlakunya hukum alam, sunnatullah. Ia itu terjadi karena memang harus terjadi. Tampa nama hari, tanggal, dan bulanpun, ia mesti terjadi. Tiada memilih tanah berpijak, tiada memandang rupa dan warna kulit. Tiada memandang kepercayaan beragama, pun tahta dan kedudukan.

Peristiwa2 yang menimpa anak manusia terus bergulir, kadang tangis, pun kadang tawa. Tangis kebahagiaan dan tangis duka, tawa bahagia dan tawa kepura2an. Semua menyatu dalam diri anak manusia sepanjang sejarahnya.

Sampul2 pun dirajut dengan berbagai variasinya. Lalu dibingkailah kotak2 penyekap dengan beragam sampul2 yang telah dirajutnya itu. Itulah manusia.

Aktor2 pemegang peranpun ditampilkan, skenario dan sutradarapun datang berlabuh dalam kancah kehidupan.

Kotak2 dan sampul2 indah tersaji dengan judul2 yang memukau.
(Cannington WA, 1 Januari 2018)
(FB)

PIKIRKU TERUSIK

By: A. Fuad Usfa

Hari2 aku menjumpai orang tua, orang cacat, atau bahkan krn obesitas..., naik kursi roda, dg tenangnya melaju di trotoar..., di penyebrangan..., di mall..., atau sebut lagi yg lainnya...

Tadi aku melihat orang tua di trotoar, di kawasan Maddington..., entah, pikiran ku berbeda dari biasanya..., (--kala ingat tantangan seseorang di YouTube untuk berperang...), pikiranku menerawang..., alangkah damainya engkau pak tua..., akankah engkau menjadi sasaran keganasan perang?, apalagi atas nama Tuhan?!.
(Perth WA, 30 Desember 2014)
—�—�—�—�—�
#dimaksudkan kursi roda di sini termasuk Disability Scooters...

TEROMPET KAMI

Seri Aku Anak Desa:
TROMPET KAMI
By: Kookaburra

Aku berasal dari desa, hidup di sebuah kampung. Kampungku subur, dialiri beberapa anak sungai. Sekitar tiga  ratus meter dari rumahku pun terdapat aliran sungai.

Hanya sekitar seratus meter saja dari rumahku terdapat bentangan sawah. Bentangan sawah itu hingga ke aliran sungai yg saya sebut di atas. Sawah itu subur dan terbilang lahan sawah yg bangus di sekelilingku.

Ada salah-satu kegembiraan masa kecilku yang selalu kuingat. Yaitu pada saat musim panen padi. Kawan2 seusiaku mengambil batang padi, lalu dibikin mainan tropmpet. Bila dililiti dengan janur, maka akan berujud trompet yg beragam bentuknya, yg berdampak pula pada lekuk suaranya.

Pada saat itu hari2 di kampungku, di Desaku, di kawasanku, ramai terdengar suara trompet. Ragam2 suara terompet terdengar, dari yg ‘centil’ hingga yg ‘gendut’.

Betapa riang hati kami, riang, yaaa..., riang sekali... Kami bermain terompet sejak entah umur berapa (?), sejak aku belum bisa bikin sendiri, sejak aku hanya dibikinkan, hingga aku bisa membikinnya sendiri, lalu hingga membikin dengan balutan janur yg bervariasi.

Wahai trompet..., ternyata kau ada di mana2, termasuk di kampungku nan damai, dan damai pula bersamamu.
(Cannington WA, 1 Januari 2018)

MALAM TAHUN BARU

By: A. Fuad Usfa Malam tahun baru Telah berlalu Wajar-wajar saja Serasa tiada yang istimewa Tida menjadi obyek berita menarik di koran Apa lagi untuk menjadi berita headline Kala masuk kerja Tiada yang membincangkan aktifitas malam tahun baru Saling bertanya akannya pun tidak Tiada yang istimewa Aku pikir sangat proporsional (AFOF, Perth 2 Januari 2013)

NAMBAH ‘DULUR’ DAN PERGESERAN

By: Kookaburra

Sebagian terbanyak dari perjalanan hidup saya adalah saya jalani di tanah Jawa. Di antara itu saya pernah hidup di lingkungan orang Jawa yg memang jawa, yaitu tatkala saya kos di Ketawang Gede Kota Malang. Beberapa tahun saya kos di sana, di keluarga jawa. Juga tatkala ngontrak rumah di kota Batu, kemudian juga saat saya ngontrak rumah di Pendem (yang juga masuk kawasan Kota Batu). Belum lagi pada saat2 saya membimbing KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa, khususnya pada saat KKN diadakan di desa2 terpencil dan dijalankan selama tiga bulan).
Lingkungan di situ adalah lingkungan yang memang jawa dengan tradisi dan falsafah jawa yang dianut masyarakatnya. Walau tentu sudah terdapat pembauran, namun masih kental kejawaannya.

Apa yang ingin saya utarakan dengan narasi singkat saya di atas?. Tak lain hanya salah satu saja dari falsafah hidup yg mereka pegang, yaitu ‘nambah dhulur’.

Nambah dulur. Kata itu adalah salah satu kata yg selalu kita dengar. Artinya menganggap bahwa manusia ini adalah satu kesatuan, yg kadang hubungan2 persaudaraannya terputus oleh berbagai sebab. Seperti karena jarak teritori, darah, budaya, dst. Tapi hakekatnya adalah sama. Oleh sebab itulah pentingnya memulihkan kedekatan2 yg telah terpisahkan itu.

Nambah dulur makna harfiyahnya adalah ‘menambah saudara’, sedangan makna termenologisnya dapatlah dirumuskan sebagai ‘menambah hubungan persaudaraan di antara sesama manusia tanpa memandang segala latar belakangnya’.
(BRSAMBUNG)
(Cannington WA, 3 Januari 2018)

SAPAAN ANGIN

By: Kookaburra

Pada pagi hari, udara di musin panas sangatlah bersahabat. Saya berangkat kerja dengan mengendarai kendaraan ke arah timur. Tentu tidak persis ke timur, melainkan arah agak condong ke selatan, itu pun tentu dengan jalan yg berbelok2.

Tepat di pertigaan antara Albany HW dan Nicholson Rd, persis di traffic light, mata hari pas di arah mata memandang. Di jalan tersebut ada tiga alur, tentu mesti hati2 karena sulit melihat garis batas alur yg tersedia.

Perjalanan biasa sy tempuh antara 20 hingga 25 menit, tidak lebih dari itu. Itupun sy lewat jalan berkecepatan maximum 60, 70, serta 80 km/jam. Bisa juga lewat jalan yg berkecepatan hingga 100 km/jam, yaitu lewat jalur Tongkin HW, namun sy tak melaluinya.

Laju kendaraan tentu harus sesuai rambu. Kendaraan tidak banyak, jalan mulus bagai balutan kulit si dara jelita (hehe...). Udara pagi yg bersahabat tentu sangat menyenangkan, enjoy. Tanpa AC atau tanpa buka jendelapun udara terasa bersahabat. Namun seringkali saya tergoda bayang indah dan nyanyian merdu alam. Maka aku selalu membuka jendela, namun tidak penuh, hanya untuk mendapatkan sapaan dan belaian angin pagi, di pagi musim panas yg membuat diri yg semakin menua ini kiranya tetaplah enjoy...

Selamat pagi kawan..., selamat pagi semua... Semoga kita selalu mengawali pagi2 kita dengan senyum dan optimisme..., amin.
(Cannington WA, 4 Januari 2018)
(FB)

PERANG SESAMA

BACA2 PERANG DI TIMTENG, JADI INGAT PERTANYAAN DI PELAJARAN TARIKH WAKTU AKU KECIL
By: A. Fuad Usfa

Bahrain, libanonon pun lagi, termasuk Sudan dll..., dah mulai terseret2 perang...

Teringatlah aku pd pelajaran tarikh masa kami kecil dulu..., lalu diantara kami bertanya..., 'kan sama2 Islam pak...?, mana pak  yg masuk sorga dan yg mana pak yg masuk neraka...?'.

Sy tak ingat apa jawab pak guru kami kala itu... Ah iya yaaaa..., kalau memang mereka semua harus masuk sorga kenapa hrs berperang sih..., enakan saling silaturrahmi..., dan kalau mrk semua hrs masuk neraka mengapa hrs berperang yaaaa...?.

Idiiih..., serem deh..., dan kalau mungkin salah satu kelompok sj yg akan msk sorga dari mana tahunya...?!. Ah..., wong hanya mungkin sih..., kenapa hrs berperang yaaaa..., idiiiihhh..., serem deh..., 😞
(Perth WA, 4 Januari 2014)
#FB
#ed.rev. 4 Januari 2018)

KOMPLEKSITAS DAN KELUGUAN

By: Kookaburra

Aku teringat, dulu, khususnya kala aku masih student. Kala kita diperjalanan, seperti naik bus misalnya. Kita duduk bersebelahan dengan orang yang tak kita kenal, lalu kita atau orang lain itu hendak makan permen misalnya. Tentu kita atau orang lain itu akan menawarkan pada orang yg duduk di sebelah menyebelah. Dan, kita atau orang lain itu akan dengan senang hati menerima tawaran itu, lalu dengan senang hati pula mencicipinya.

Seiring dengan perjalanan jaman, kala kehidupan manusia makin kompleks. Pengalaman hidup manusia bertambah kompleks pula.
Menyimak dari banyaknya kasus di sana sini, maka orang tak lagi selugu masa2 itu, di masa lalu, masa aku masih student dulu.

Kini orang tak kan mudah menerima begitu saja untuk ditawari makanan atau cemilan oleh orang yang tiada dikenal, dalam perjalanan khususnya. Anak2nyapun yg dalam satu perjalanan akan diajari untuk waspada terhadap yang demikian itu.

Tak ‘kan pandang penampilan, tak ‘kan pandang jenis kelamin, juga etnis dan keyakinannya, dll.

Jaman terus bergulir, kompleksitas makin menyelimuti kehidupan insan, keluguanpun akan makin terkikis.
(Diangkat dari oretan kecilku: Forrestdale WA, 4 Desember 2018)

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...