Saturday, January 6, 2018

NAMBAH ‘DULUR’ DAN PERGESERAN

By: Kookaburra

Sebagian terbanyak dari perjalanan hidup saya adalah saya jalani di tanah Jawa. Di antara itu saya pernah hidup di lingkungan orang Jawa yg memang jawa, yaitu tatkala saya kos di Ketawang Gede Kota Malang. Beberapa tahun saya kos di sana, di keluarga jawa. Juga tatkala ngontrak rumah di kota Batu, kemudian juga saat saya ngontrak rumah di Pendem (yang juga masuk kawasan Kota Batu). Belum lagi pada saat2 saya membimbing KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa, khususnya pada saat KKN diadakan di desa2 terpencil dan dijalankan selama tiga bulan).
Lingkungan di situ adalah lingkungan yang memang jawa dengan tradisi dan falsafah jawa yang dianut masyarakatnya. Walau tentu sudah terdapat pembauran, namun masih kental kejawaannya.

Apa yang ingin saya utarakan dengan narasi singkat saya di atas?. Tak lain hanya salah satu saja dari falsafah hidup yg mereka pegang, yaitu ‘nambah dhulur’.

Nambah dulur. Kata itu adalah salah satu kata yg selalu kita dengar. Artinya menganggap bahwa manusia ini adalah satu kesatuan, yg kadang hubungan2 persaudaraannya terputus oleh berbagai sebab. Seperti karena jarak teritori, darah, budaya, dst. Tapi hakekatnya adalah sama. Oleh sebab itulah pentingnya memulihkan kedekatan2 yg telah terpisahkan itu.

Nambah dulur makna harfiyahnya adalah ‘menambah saudara’, sedangan makna termenologisnya dapatlah dirumuskan sebagai ‘menambah hubungan persaudaraan di antara sesama manusia tanpa memandang segala latar belakangnya’.
(BRSAMBUNG)
(Cannington WA, 3 Januari 2018)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...