Saturday, September 26, 2015

PENGEMBANGAN PULAU GILI

(Sebuah Catatan Pokok-Pokok Pikiran)
Oleh: Abah
Pengantar
Tulisan ini adalah catatan pokok- pokok pikiran saya yg saya kirim pada seorang tokoh muda Bawean yg berdomisili di Malang.
Poin 1-3 tidak sy terapkan di sini.
4. Dalam kesempatan ini saya hanya ingin menyampaikan pokok2 pikiran saja, yaitu berkenaan dengan satu sisi pengembangan P. Gili yang sempat menggelitik pikiran saya. Saya punya pikiran begini:
4.1. P. Gili adalah satu2nya pulau sekitar pulau induk (P. Bawean) yang berpenghuni. Selama ini kita hanya mengenal istilah Pulau Bawean, sehingga terkesan Bawean hanya satu pulau saja semacam Pulau Krismes (Christmas Island) misalnya. Senyatanya di sekitar Pulau Bawean terdapat banyak pulau2, secara keseluruhan Bawean bisa disebut Kepulauan Bawean. Pulau Gili sebagai pulau yg berpenghuni menarik untuk dikembangkan, dan akan memberikan nilai keuntungan baik untuk Bawean maupun untuk pulau Gili itu sendiri. Pengembangan Pulau Gili tentu included pengembangan masyarakatnya. Pendek kata pengembangan Sumber Daya Alam dan Sumber daya manusia.
4.2. Di banyak daerah pulau yg terletak di sekitar pulau (kawasan) induk selalu menarik perhatian, taruhlah misalnya Kepulauan Seribu, Rottnest Island, juga sy menggolongkan pulau Serengat, dan juga sy menggolongkan pulau Batam sebagai yg sy maksud ini, dll.
4.3. saya membayangkan ke depan nanti, bagi sesiapa saja yg berkunjung ke Bawean, belumlah lengkap manakala belum mengunjungi pulau Gili.
4.4. Dalam pikiran saya suatu hal yg menarik manakala kita mengembangkan suatu even yg unik yg berorientasi pada kegiatan produktif, dengan menitik beratkan pada pelibatan warga.
4.5. Adapaun yg sy maksudkan unik yaitu suatu hal yg khas, baik khas tanpa tanda kutip ataupun dg tanda kutip. Saya punya pikiran, sangat menarik manakala diadakan suatu even yg bisa juga saya sebut Festifal. Mungkin kita membayangkan Festifal itu adalah suatu kegiatan besar hura2, membutuhkan dana besar yg 'terbuang', tentu saja ini tidak demikian, ini adalah kegiatan produktif, adapun ada kegiatan bakat-minat yang menopang keberadaan festifal tentu itu baik2 saja. Sasaran kita adalah adanya perputaran uang. Manakala kita punya uang dan hanya kita simpan saja, mungkin di bawah bantal, di bawah kasur, atau mungkin dibenam di bawah lantai rumah, dan lain-lain, maka bermakna uang tersebut tidak ada gunanya. Uang akan bermakna manakala digunakan dan dikembangkan baik bagi kita maupun yang lain. Keberadaan uang akan bisa dibilang sehat manakala uang itu diputar. Makin cepat perputaran uang makin bagus. Perlu ditekankan di sini kata perputaran, jadi bukan hanya sekedar kata aliran, atau mengalir, yang sifatnya satu arah, hanya sekedar lewat saja, bersifat konsumtif, sedang perputaran, terjadinya sirkulasi uang dan lebih bersifat produktif.
4.6. Kegiatan festifal ini sifatnya terfokus dan berkala. Saya tidak tahu persis tentang hasil alam atau hal yg khas di pulau Gili. saya hanya membayangkan, katakana misalnya hasil laut dan pantai diusim tertentu, misalnya udang, maka sebut saja Festifal Udang, dll, atau Festifal apalah..., dan ini dilaksanakan di tiap musim..., bisa dalam satu tahun dua atau tiga festifal dg kekhasan yg berbeda, tentu tak persoalan. Menarik manakala kita bisa memberi pinjaman modal (yang merupakan modal tetap) pada masyarakat setempat.
4.7. Hal tersebut tentu merupakan suatu daya tarik wisata tersendiri, setidaknya untuk awal adalah kalangan wisatawan domistik.
4.8. Adapun bumbu2nya bias melihat perkembangan.
4.9. Saya melihat hal seperti itu efektif dilaksanakan di sini.
Demikian pokok2 pikiran yang saya maksud. Dan sekali lagi perkenankan saya menyampaikan Selamat Berlokakarya. Salam salut dari saya.

Perth, Western Australia, 30 April 2015.

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...