Tuesday, August 30, 2016

BUKTI KEBENARAN?!

BUKTI KEBENARAN?!
Oleh: A. Fuad Usfa

Sebelum usia 15 tahun 8 bulan anakku putri bilang pada saya, 'abah, katanya menurut aturan di sini kalau anak sudah usia 15 tahun 6 bulan sudah dibolehkan untuk bekerja part time, adek mau belajar bekerja entar kalau dah usia segitu ya bah ya..., boleh bah...?, di sela2 waktu luang bah, atau di waktu2 libur sekolah bah, boleh kaaan...?, abang kan juga boleh bah...', demikian dia bilang. Lalu saya mengijinkan. Singkat kata, anakku putri bekerja part time di sebuah toko swalayan, sekitar 1 Km dari rumah tinggal kami, ia hanya bekerja beberapa jam saja dalam satu minggu. (Keterangan: di  sini gaji dihitung perjam, tentu menit2nya pun dihitung, misalnya bekerja 2 jam 45 menit, tinggal ngitung saja, walaupun 5 menitnya tetap dihitung). Bosnya orang Sikh (Punjabi). Suatu ketika (-entah bagaimana jalan ceritanya-) anakku bertanya, 'mengapa anda tidak makan daging, seperti ayam, sapi, kambing, ikan, dst?'. Dia menjawab simple saja, ia hanya memberi gambaran, 'sama saja dengan dengan anda Alba, anda sebagai orang Islam tidak boleh makan babi, atau apa lagi..., ya, begitu jugalah saya'. Anakku menceritakan dialog tersebut pada saya saat perjalanan pulang waktu saya menjemputnya.

Adapun yang menjadi catatan saya adalah, bos anakku itu tidak bilang yang melantur2, misalnya, 'coba bayangkan Alba, bahwa sesungguhnya setiap mahluk yang bernyawa itu mempunyai rasa sakit, rasa takut, stres, sama saja dengan kita manusia, maka itu kami tidak mau menyakiti apalagi membunuh, apa lagi memakan semua mahluk yang berjiwa, itulah salah satu keagungan ajaran agama kami Alba...', tidak ada menjawab seperti itu..., apa lagi dihubung2kan dengan kebenaran, misalnya berkata, 'itulah sebagai suatu bukti kebenaran agama kami Alba...', dia tidak berkata seperti itu.

Saya mengutarakan ini sebab kita selalu mengait2kan dengan bukti kebenaran, bukti kebenaran, bukti kebenaran..., walau pun bukan bukti sekalipun, oleh sebab ukurannya tidak jelas..., padahal yang namanya bukti itu mesti jelas ukurannya.

(AFOF, Perth, WA, 30 Agustus 2016).
(FB)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...