Wednesday, May 24, 2017

MEMAHAMI SESAMA DAN DELEMATIKA

MEMAHAMI SESAMA DAN DELEMATIKA
Oleh: A. Fuad Usfa
Kita sering tak bisa memahami orang lain, termasuk dalam urusan makan. Dulu masa generasi sy orang ingin berbadan gemuk, kadang banyak orang mengkonsumsi obat gemuk, sebab badan gemuk sebagai simbol kemakmuran, ayem, bahagia, apa lagi kalau perut gendut yg dimaknai sebagai boss...

Masa kini hal demikian itu telah bergeser, malah banyak diantara kita ingin nampak lansing. Anak2 muda banyak yg menakar makanan berdasar jumlah kalori, vitamin, karbohidrat, atau entah apa lagi namanya. Banyak restauran yg mencantumkan kandungan dalam makanan dan minuman secara jelas. Maka jangan heran kalau kita ngundang makan tamu ternyata hanya makan sekadarnya saja. Adapun yg penting kita pahami bukan berarti tamu kita tidak menghargai kita, melainkan memang begitulah pola makannya. Tak jauh2, anak2 sy kalau dibelikan makanan tanpa ditawari terlebih dahulu misalnya, bisa2 tidak termakan, dan ia bilang (misalnya) sudah cukup untuk hari ini bah..., sy hanya butuh sekian butir telur saja lagi, tidak butuh karbohidrat, dsb lagi.

Adapun yg menjadi persoalan kalau kita mengundang makan orang lain dan kita tidak siap memahami orang lain. Di situlah delema kita, yg berlaku pula untuk segala hal yg lain dalam pergaulan hidup keseharian kita, dalam pergaulan yg lebih luas.
Celakanya lagi kalau kita menuntut agar orang lain memahami kita, namun kita tak mau memahami orang lain.
(FB)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...