Monday, August 9, 2010

'PASAR TRADISIONAL’ (MARKET)

PASAR ‘TRADISIONAL’ (MARKET)
DI WESTERN AUSTRALIA
Oleh: Aba

Pasar adalah tempat orang bertransaksi, di situ penjual dan pembeli berpadu. Sebelum dikenalnya mata uang transaksi berupa saling tukar barang, yang demikian itu diistilahkan dengan barter. Setelah uang dikenalkan maka tansaksi jual beli berubah menjadi pertukaran antara nilai uang dan barang, atau antar nilai harga. Masa lalu orang selalu bertansaksi langsung secara fisik, cash, dan biasa
nya saling tawar menawar, namun kini transaksi perdagangan telah begitu maju hingga tanpa yang demikian itu dapat dilakukan, bisa jadi penjualnya di USA sedang pembelinya di Indonesia, pesan makan via telpon bukanlah hal yang aneh termasuk di Indonesia, waktu penulis masih kerja di Indonesia makan siang sering hanya dengan angkat telpon, tentu bukan hanya penulis saja banyak teman yang demikian itu. Walau terdapat berbagai kemudahan semacam itu namun tidak menyebabkan pasar menjadi sepi, sebab pasar juga mempunyai fungsi tak kentara yaitu fungsi rekreatif. Di pasar kita bias duduk santai, berjumpa dengan kawan, tawar menawar sambil bercanda, ngrumpi tak kentara, di pasar modern manakala musim panas kita bisa menikmati AC gratis, di musin dingin bisa menikmati heater gratis, kata lagu jawa kita bisa pula sambil ngumba moto, ya.., banyak ragam bentuk dari fungsi rekreatif ini.

Manakala di masa lalu area pasar tidak seberapa luas, bahkan ada yang hanya sederet penjual saja di pinggir jalan, kini terdapat pasar yang mega luas, bisa satu kampong hanya untuk area pasar, fasilitasnya pun serba canggih, dari tekelnya yang anti gores kendatipun dengan besi berat sekalipun, lift, escalator, alat pantau keamanan, semua serba komputerisasi, dan lain-lain bahasa yang wah-wah. Walaupun pasar-pasar modern tumbuh di mana-mana, pasar tradisional tetap eksis dengan nuansanya tersendiri. Berbagai bentuk kemasan pasar tradisional pun dikenalkan para pengusaaha, dari yang tetap hingga yang berpindah-pindah, dari yang tujuh hari buka dalam satu minggu hingga yang hanya sebulan sekali saja, ada pula pasar yang hanya buka menurut perhitungan hari di jawa, yaitu pasar kliwon, paing legi misalnya, ada pula pasar malam yang hanya musiman saja. Di Western Australia ‘Pasar Tradisional’ atau Mareket tidak selalu buka dalam tiap harinya, ada yang buka Kamis, Jum’at, Sabtu dan minggu saja, ada yang Sabtu minggu saja misalnya, atau bahkan ada yang hanya sebulan sekali saja, di ambil waktu di hari Sabtu minggu pertama awal bulan. Beraneka ragam yang dijual, beraneka ragam yang dijual, aeranya cukup luas. Sebetulnya apa yang dijual dalam dan atau di ‘Pasar Tradisional’ juga terdapat di pasar modern, namun nuansanya amatlah berbeda, sehingga alam kejiwaan kita menangkap sebagai keasyikan, keindahan, kesyahduan, dan atau bahasa apa lagi yang menggambarkan kebersahajaan, terdapat juga yang digelar di area terbuka. Tak tahulah bagaimana penulis harus menggambarkan suasana alam kejiwaan kita kala memasuki area pasar tradisional ini, hanya bisa kita rasakan manakala kita mengunjunginya sendiri. Bisakah dicontoh di negeri kita demi menambah percepatan perputaran uang, khususnya di kalangan pengusaha kecil dan menengah?. Dulu di Bawean ada yang namanya pasar malam, di Malaysia hingga kini ada pasar malam, yang aku tahu di Rawang Slangor.

Yah…, namanya aja mimpi…, dari orang yang mencoba membanding-banding, kalu-kalau mungkin dapat memberi inspirasi.

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...