Saturday, February 18, 2017

GAMBARAN SIKAP TUHAN

GAMBARAN SIKAP TUHAN
Oleh: A. Fuad Usfa
(Medio Penghujung Musim Dingin 2016)
Sekitar sebulan yang lalu saya terjebak macet di Albany High Way..., yaitu persis sebelah Westfield Carousel, di kawasan Cannington Shopping Centre..., maklum sih waktu jam sibuk... Beberapa ratus meter ke depan terdapat traffic lights, sudah dua kali hijau saya belum juga bisa 'lepas', kena merah lagi..., sambil mendengarkan musik saya amati di sekitar kemacetan, persis di sebelah kanan saya ada seorang pengendara wanita berbusana jilbab, ia menyetir seorang diri. Dari situ pikiranku menerawang bukan hanya sebatas pandang, melainkan menembus cakrawala hingga tanpa batas, lalu mataku menjelajahi semua pengendara dan semua orang yang dapat saya lihat serta yg dapat saya bayangkan di seputar kawasan itu..., mataku tetap mengamati di sekitar kemacetan hingga menoleh kebelakangpun... Dari situ terbentuk konstruksi pikiranku, di antara sekian banyak orang yang terdapat di area itu, akankah hanya dia (wanita itu) dan aku saja yg akan masuk surga?, kalau begitu alangkah kejamnya Tuhan..., apa salah mereka itu?, mereka tak membikin huru-hara, bahkan umumnya mereka jauh lebih teratur, lebih tertib daripada kita-kita di negeri yang kononnya sebagai ummat yang terbaik. Ataukah hanya atas dasar yg sangat sederhana?, yaitu karena mereka tidak sama seperti dia dan aku...?, bukankah mereka ditakdirkan oleh Tuhan sendiri untuk lahir di lingkungan yang berbeda dengan dia dan aku...?.

Hanya aku dan dia yang akan masuk sorga?, saya merasa sedih membayangkan, bahwa mereka kononnya akan menggelepar-gelepar di api neraka, api yang sangat panas, yang panasnya jauh di atas panasnya api di dunia ini. Apakah Tuhan akan bersenang hati memperlakukan dan menyaksikan mereka menggelepar-gelepar tersiksa tanpa batas?, menyaksikan dan menyaksikan..., sesadis itukah Tuhan...?, padahal Tuhan sendirilah yang mentakdirkan mereka lahir di lingkungan yang berbeda dengan aku dan dia. Lalu Tuhan itu Tuhannya siapa sih...?.

Saya ingat doktrin, lalu saya berpikir, aku dan dia pun tidak akan mulus untuk masuk sorga, melainkan harus melalui jalur neraka dulu, setidaknya tiket melalui jalur ke neraka itu jelas telah dimiliki oleh wanita itu, yaitu dia telah keluyuran sendirian tanpa didampingi mahramnya, tentu itu telah menjadi sikapnya sehari-hari, seperti pergi ke sekolah, pergi bekeja, pergi belanja, dst, dia telah melakukan yang diharamkan. Selain itu (sebagaimana aku juga) dia telah menyerupai orang kafir, seperti yang jelas-jelas dia lakukan yaitu menyetir mobil, menggunakan HP, internet, AC, hiter, CDdan atau DVD, belum lagi asuransi, belum lagi manggunakan uang dolar, jasa Bank, beragam kartu Bank, kartu-kartu dari Government seperti Medicare, mungkin Health Care, dll, kira-kira begitulah antara lain gambaran tiket jalur lewat neraka itu, atau jangan-jangan aku dan dia malah masuk golongan orang-orang kafir, maka tentu kalau sudah begitu tamatlah sudah, titik sudah dan hanya akan menjadi 'santapan' Tuhan di kubangan neraka jahannam, sedang Tuhan tak pernah memberi tahu yang pasti, melainkan semua orang hanya tahu dari katanya dan katanya.

(Kendaraanku tentu sudah melejit melewati kemacetan, tapi pikiranku masih terus berjalan pada topik yang sama).

Lalu aku terbayang pada ribuan orang di dalam shopping centre..., kemudian ke seluruh kawasan Australia..., merambah ke seluruh dunia, melintas pada waktu yang tak terhingga. Apa data yang dapat kita peroleh?, ternyata hanya sebagian kecil saja orang yang akan masuk surga, seakan Tuhan telah gagal dalam berkreasi, yang hanya menampilkan kesadisan-kesadisan yang luar biasa. Tuhan hanya bisa bermain kata  yang membingungkan ummat manusia, itu pulalah diantara sumber terjadinya huru-hara di dunia, kita-kita yang kononnya adalah golongan yang sebaik-baik ummat, malah sibuk saling berperang dan meluaskan wilayah peperangan, sedang Tuhan seakan tak mampu memadamkan dan seakan sibuk berpihak pada agama bangsa tertentu, yaaa..., agama bangsa tertentu. Huru-hara dunia atas nama Tuhan terus terjadi, yang paling piawai memusuhi, membantai, serta membunuh terhadp yang berbeda malah dijanjikan oleh Tuhan kerajaan surga dengan para pendamping yang tidak tanggung-tanggung, yaitu bidadari bidadari yang cantik cantik rupawan yang tidak ada satupun kecantikan wanita-wanita di dunia yang menyamainya; eronisnya yang damai malah akan diganjar dengan neraka jahannam.

Adapun inti yang ingin saya katakan, bahwa sungguhnya tuhan yang dimaksudkan itu bukanlah Tuhan, melainkan hanyalah tuhan yang dibentuk oleh pikiran kita, maka makin sadis kita, atau suatu bangsa, maka akan makin sadislah gambaran sikap Tuhan terhadap yang berbeda dengan kita, oleh sebab gambaran sikap Tuhan tak lebih dari ujud pikir dan sikap kita.

#Keterangan: Pada tulisan tuhan ada tertulis t (kecil) dan T (besar).
(AFOF, Perth WA, Penghujung Musim Dingin 2016)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...