Wednesday, February 8, 2017

SAKSI

Cerita Pendek (Cerpen):
SAKSI
Oleh: A. Fuad Usfa
Senja menjelma, di saat weekend di bulan Pebruari 2007. Ahmad duduk termangu di Hotel Indonesia, matanya yang sayu menatap pada tugu nan kokoh, berdiri tegak di tengah-tengah bundaran. Kala itu cuaca mendung, hujan gerimis, Ahmad berbisik untuk dirinya sendiri, 'tak ada pelangi...', bisiknya. Entah mengapa di senja itu ia begitu merindu pelangi, sangat rindu..., bagai seorang kekasih merindu kekasihnya.

Di senja itu penampilan Ahmad begitu lusuh, bagai orang yang telah kehilangan gairah asmara, ia hanya memakai kaos singlet serta celana pendek, bau keringatpun tak dipedulikannya. Matanya menatap ke bundaran tugu, tatapannya begitu kuat, sekuat hunjaman pedang. Tiba-tiba suara kuat menggema dari tengah-tengah bundaran, Ahmad kaget bukan kepalang, suara itu tertuju pada Ahmad, begitu kuat dan kuatnya, lalu ditutupnya telinganya rapat-rapat dengan telapak tangaannya, dan suara itu malah makin kuat..., 'Ahmad..., mengapa engkau menatap kami seperti itu Ahmad...?!!!, adakah sesuatu yang salah dengan kami...?!!!, tidak Ahmad...!!!, tidak...!!!, tidaaakkk...!!!, demi Tuhan kami tidak ikut campur dengan kemunafikan mereka...!!!, kamilah kelak yang akan menjadi saksi..., atas kemunafikan-kemunafikan mereka. Kami tahu persis Ahmad, siapa mereka-mereka itu...!!!, saat dulu memimpin demontrasi, menuntut ditegakkannya keadilan sosial, pemberantasan korupsi dan segala yel-yel pembelaan atas yang lemah, katanya...'. Saat itu mereka berteriak lantang dengan pengeras-pengeras suara, tangannya terkepal..., merekapun telah menjadi tontonan..., termasuk oleh para gembel kota Jakarta, dan diantara penonton-penonton itu tak kurang pula yang turun berlabuh ke tengah arena, saat mereka menerima bayaran. Ahmad..., tahukah engkau Ahmad...?!!!, kini..., merekalah yang melakukan itu semua...!!!, demi Tuhan kami tak ikut campur Ahmad...!!!, dan kami akan menjadi saksi kelak...!!!'. Ahmad tercenung, dan memalingkan wajahnya, menatap keangkasa luas, berpaling ke segala penjuru..., mengharap 'kan menatap rona mega di ufuk sana..., namun malah ia mendapati langit semakin gelap.
(Perth, Western Australia, Jum'at malam, di tanggal 8 Pebruari, 2013)
(FB)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...