Wednesday, August 4, 2021

 LEGOWO, NAFSU, DAN POLITIK

By: A. Fuad Usfa 


Ada kurang ada lebih, itulah kehidupan.


Kadang kita hanya memiliki sedikit saja, orang lain lebih dari kita, bahkan berlimpah.


Menerima realita adalah suatu yang semestinya, berusaha tentu saja tak boleh putus.


Kita tidak bisa mengelak dari realita kehidupan. Namun mesti selalu bersikap yg wajar. 


Begitulah hukum kesemestian namanya, orang Jawa bilang legowo.

*

Namun ada hal yg merusak hukum kesemestian itu, yaitu nafsu.


Nafsu selalu memihat pada diri, tak hendak pada yg lain. Maka itu, nafsu tak kan segan untuk bertindak apapun pada yg lain, walau pada level kedhaliman di atas kedhaliman. 


Nafsu bisa berbungkus apa saja, yaaa..., apa saja, demi memenuhi apa yang dikehendak.

Begitulah tabiat nafsu. 


Nafsu tak mungkin bersikap legowo, karena bertentangan dengan tabiat azasinya.


Diantara kawan setia daripada nafsu adalah politik. Bahkan politik selalu condong pada kehendak nafsu. Begitulah yang terrjadi dalam sejarah kehidupan insan. 


Namun walau politik selalu condong pada kehendak nafsu, ia bisa juga dilunakkan. 


Adapun yang mampu melunakkan hanyalah akal, nurani dan nilai kemanusiaan. 


Manakala politik telah mampu dilunakkan, seiring dengan itu sikap legowo akan naik kepermukaan, sesuai kadarnya.

(Cannington WA, 14 Januari 2018)

Ed.rev.

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...