Wednesday, August 4, 2021

KALBARRI

Oleh: A. Fuad Usfa



  1. Bersiap Menuju Kalbarri

Hari Sabtu di tanggal 16 Januari 2021


Pagi hari cuaca cerah, dan seperti biasanya di setiap musim panas jam segitu suhu udara sudah mulai beranjak panas. 


Aku mengemas barang-barangku ke dalam tas besar dan ada juga tas kecil serta tas yang terkecil untuk sekedar menyimpan bolpoin serta buku catatan kecil.


Sebagaimana agenda liburan musim panas tahun ini, pagi ini aku hendak berangkat menuju Kalbarri. Sebuah kota kecil di countryside Western Australia.


Jam delapan aku sudah siap. Barang-barang sudah tertata rapi. Sudah berpakaian rapi pula.


Anakku menginatkanku, ‘jangan lupa bawa buku bacaan bah’. Begitulah suaranya terdengar dengan  lembut.


Aku jawab, ‘baik nak, terimakasih’. Lalu aku saut dua buah buku dari rak buku sekenanya. 

Aku bawa dua buah buku, buku novel. Satu karya Nh. Dini, satunya lagi karya Diana Palmer. 


Tentu aku sadar sepenuhnya, aku hanya perlu membaca satu-dua halaman saja untuk dua buah buku itu, selama berlibur. Ibaratnya hanya bagai sekedar nyicipi setetes air di kala kehausan. Sekedar itu saja, tidak lebih dari itu.


Satu minggu kami meagendakan di Kalbarri.


Jam delapan tiga puluh menit kami bersiap untuk berangkat. Barang-barang telah siap semua di kendaraan. Dan, kami berangkat.


  1. Di perjalanan

Jam delapan tiga puluh menit mobil distater, deru kendaraan terdengar. Lalu kami berangkat.


Jalanan kota lancar, demikian pula setelah memasuki area countryside. 


Umumnya area lintas countryside batas kecepatan hingga seratus sepuluh kilo meter perjam. Kecuali bila ada perbaikan jalan, atau menjelang memasuki kota-kota kecil, serta dalam area kota-kota itu tentu.


Perjalanan yang harus kami tempuh sekitar enam ratus kilo meter. Tentu peejalanan yang cukup panjang dan melelahkan.


Kali ini yang nyetir adalah seorang pembalap. Dan, diantara yang patut untuk diapresiasi adalah, dia sangat taat pada segala aturan berlalu lintas. Di kawasan countryside pun kecepatan selalu sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Budaya yang indah tentu. Salut.


Kami hanya berhenti di Jurien Bay, sebuah kota kecil di pantai Samudra Indonesia. Istirahat sejenak dan makan siang sekalian. Lalu melanjutkan perjalanan.


Di Geraldton kami berhenti sejenak di kawasan Tarcoola Beach untuk mengisi bensin serta beli makanan ringan di mini market pom bensin tersebut. Lalu melanjutkan perjalanan lagi. 


Jarum jam menunjuk pada angka dua lewat lima menit. Berarti kami telah menempuh perjalanan lima jam setengah.


Kami membutuhkan dua jam lagi untuk sampai di Kalbarri. 


Sebagai mana pada umumnya jalan lintas countryside, jalanan sangat sepi, hanya sesekali saja menjumpai kendaraan melintas.


Sepanjang perjalanan angin bertiup agak kencang.

Di kawasan Kalbarri National Park, sempat diguyur hujan gerimis selama lebih/kurang lima menit. Perjalanan yang mengasyikkan.


Jarum jam telah menunjuk pada angka empat, kami memasuki kota Kalbari, kota nan indah dan damai tentu. 


Tujuh jam setengah perjalanan kami tempuh. 


Pertama kami tuju adalah sebuah villa untuk istirahat kami selama di Kalbarri. 

Kami istirahat sebentar, lalu keluar untuk makan malam serta jalan-jalan menikmati keindahan pantai, yang tidak jauh dari tempat kami tinggal.


Selepas senja kami kembali ke villa untuk istirahat melepas lelahnya perjalanan.

(Kalbarri WA, 18 Januari 2021).

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...