Monday, August 23, 2021

MENUJU DESTINASI

Oleh: A. Fuad Usfa


Dulu, dari daerahku hendak ke Jawa yang jaraknya sekitar 80 mil saja susahnya setengah mati, apa lagi ke ke Bangka-Beltung, atau ke Kijang Kep. Riau, atau ke Singapura. Korban tenggelam dan wafat dalam perahu pun tiada terbilang.


Kini, kapal dan pesawat pun sudah tersedia.


Dulu naik perahu sudah dianggap biasa. Naik perahu layar bermesin (PLM) sudah istimewa, itupun tanpa kontrol syahbandar yang layak.


Penumpang melebihi kapasitas dianggap biasa saja, tiada ada yang harus dirisaukan. Istilah orang saat itu: ‘bagaikan (ikan) pindang’.


Ombak dan badai sering melanda di tengah pejalanan, tiada terkecuali dalam tapak destinasiku (-ku adalah salah seorang saksi sejarah-).


Jangan ditanya berapa saja yang tenggelam, berapa yang wafat di perahu lalu di benam ke laut, berapa yang melahirkan dalam perahu, serta berapa yang lumpuh dalam perahu yang lalu dipapah begitu sampai di dermaga.


Berapa saja yang kehabisan bekal di perjalanan, yang terpaksa mampir pulau Karimun, terutama kala kehabisan cadangan air.


Kini hendak ke daratan Jawa, Bangka-Belitung, Kijang, Tanjung Pinang, (Batam), Singapore, Malaysia, Australia, layanang perjalanan yang cepat dan nyaman menyambutnya.

(Cannington WA, 23 September 2018)

No comments:

Post a Comment

MENGGAYUH MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN

Oleh: A. Fuad Usfa Eksistensi Tuhan Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara suatu yang gaib, abstrak. Tidak bisa ditangkap dengan penca in...